Kepala Sekolah SMP di Maumere Periksa Keperawanan Siswinya di Kamar Rumah Dinas
http://www.srinadifm.com/2014/07/kepala-sekolah-smp-di-maumere-periksa.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Selama lima hari pada Juni 2014 bertempat di rumah
dinasnya, Kristoforus Mboko, Kepala SMPN 2 Nita, memeriksa keperawanan
siswi sekolah itu.
Di dalam rumah dinas, Mboko memanggil satu per satu siswi masuk ke
dalam kamar untuk memeriksa keperawanan dengan cara memasukkan jari
tangannya (maaf) ke alat vital korban.
Siswi disuruh membuka celana dan rok untuk diidentifikasi apakah
masih perawan atau tidak. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Mboko mengaku
ada beberapa siswi tidak perawan lagi.
Lantaran tidak perawan, maka Mboko berencana membuat program
pembinaan spritualitas keagamaan bagi para siswi yang tidak perawan
agar tidak trauma.
Namun program kepala sekolah ini berujung di Polres Sikka karena
diduga Mboko melakukan pelecehan seksual terhadap beberapa siswi di
sekolah yang dipimpinnya.
Mboko yang ditemui Pos Kupang di Mapolres Sikka usai diinterogasi
oleh Kasat Reskrim Polres Sikka, Iptu Wirhan Arif, mengakui
perbuatannya.
"Saya memang salah. Saya hanya bermaksud mau selamatkan sekolah dan
siswa karena telah berhubungan dengan Lorens, guru bantu di SMPN 2 Nita.
Menurut pengakuan siswi kepada saya, korban yang sudah bersetubuh
dengan Lorens ada 40 siswi. Saya hanya mau selidiki agar jangan sampai
orangtua tahu lalu beraksi pada Lorens. Namun, mungkin yang saya buat
salah sehingga saya dilaporkan ke Polres Sikka. Saya sudah siap
menjalani proses hukum," kata Mboko, di depan Kasat Reskrim di ruangan
penyidik, Selasa (1/7/2014) siang.
Mboko menjelaskan, pemeriksaan keperawanan para siswi yang diduga
berhubungan dengan Lorens dilakukan di rumah dinasnya. Di mana ia
memeriksa para siswi dengan memanggil mereka ke kamar satu per satu lalu
ditanya apakah telah berhubungan dengan Lorens.