Jelang Peringatan 9 Tahun, Warga Penyintas Lumpur Lapindo Gelar Doa Bersama dan Tabur Bunga
http://www.srinadifm.com/2015/05/jelang-peringatan-9-tahun-warga.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Menjelang
peringatan 9 tahun semburan lumpur Lapindo pada 29 Mei, sebagian warga
penyintas akibat luapan lumpur Lapindo melakukan ziarah serta doa
bersama ke makam leluhur. Meski tidak ada lagi makam atau batu nisan
yang dapat dijadikan tempat ziarah karena semuanya sudah terkubur
lumpur, warga secara rutin menggelar doa bersama dan menabur bunga di
atas tanggul lumpir Lapindo, yang dipercayai sebagai lokasi tempat
pemakaman keluarga mereka sebelum terendam lumpur.
Sutrisno, seorang penyintas lumpur Lapindo asal Desa Kedungbendo,
Kecamatan Tanggulangin, mengatakan doa dan tabur bunga kepada arwah
leluhur yang sudah meninggal akan tetap dilakukan, meski kondisi makam
tidak lagi terlihat.
Sebelum dilakukan ziarah makam dan tabur bunga oleh penyintas lumpur Lapindo, aksi teaterikal dilakukan oleh 9 orang “Manusia Lumpur.” Aksi yang diprakarsai oleh seniman kontemporer Dadang Christanto, menampilkan 9 orang manusia lumpur yang berjalan di tengah kolam penampungan lumpur sambil membawa bendera Merah Putih. Setelah menemukan titik yang dianggap pas, 9 orang manusia lumpur itu menancapkan tongkat yang terpasang bendera Merah Putih.
Sebelum dilakukan ziarah makam dan tabur bunga oleh penyintas lumpur Lapindo, aksi teaterikal dilakukan oleh 9 orang “Manusia Lumpur.” Aksi yang diprakarsai oleh seniman kontemporer Dadang Christanto, menampilkan 9 orang manusia lumpur yang berjalan di tengah kolam penampungan lumpur sambil membawa bendera Merah Putih. Setelah menemukan titik yang dianggap pas, 9 orang manusia lumpur itu menancapkan tongkat yang terpasang bendera Merah Putih.
Dadang Christanto mengatakan, makna 9 orang manusia lumpur ingin
mengingatkan kepada pemerintah serta Lapindo Brantas, agar tidak
melupakan tanggungjawabnya terhadap warga yang masih belum menerima
haknya selaku penyintas selama 9 tahun.
Sutrisno berharap pemerintahan Presiden Joko Widodo segera merealisasikan janjinya untuk melunasi seluruh ganti rugi korban lumpur Lapindo sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Penyintas lumpur Lapindo tidak ingin persoalan ganti rugi terus molor dari jadwal, karena dapat berdampak pada kondisi mental serta kesehatan warga yang telah lama menderita.
“Adanya pemerintahan baru ini, Pak Jokowi, membuat harapan, lega, menyatakan bahwa insyaallah sebelum lebaran ini akan selesai. Ya harapan saya kalau bisa jangan sampai molor, karena ini sudah 9 tahun, kalau nanti molor lagi sampai 10 tahun, bagaimana nasibnya warga korban Lapindo ini. Sekarang ini banyak korban Lapindo yang meninggal, yang strok, karena adanya pemikiran yang selalu menghuni di pikiran orang-orang itu, kapan kita ini akan selesai untuk bisa mendapatkan rumah yang layak untuk hidup,” urainya.
Sutrisno berharap pemerintahan Presiden Joko Widodo segera merealisasikan janjinya untuk melunasi seluruh ganti rugi korban lumpur Lapindo sebelum Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Penyintas lumpur Lapindo tidak ingin persoalan ganti rugi terus molor dari jadwal, karena dapat berdampak pada kondisi mental serta kesehatan warga yang telah lama menderita.
“Adanya pemerintahan baru ini, Pak Jokowi, membuat harapan, lega, menyatakan bahwa insyaallah sebelum lebaran ini akan selesai. Ya harapan saya kalau bisa jangan sampai molor, karena ini sudah 9 tahun, kalau nanti molor lagi sampai 10 tahun, bagaimana nasibnya warga korban Lapindo ini. Sekarang ini banyak korban Lapindo yang meninggal, yang strok, karena adanya pemikiran yang selalu menghuni di pikiran orang-orang itu, kapan kita ini akan selesai untuk bisa mendapatkan rumah yang layak untuk hidup,” urainya.
Source : voaindonesia.com