Kedewasaan Marquez, Kesialan Rossi
http://www.srinadifm.com/2016/10/kedewasaan-marquez-kesialan-rossi.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Marc Marquez telah berhasil memastikan diri menjadi juara dunia MotoGP 2016 pada hari Minggu (16/10/2016). Pembalap Repsol Honda itu mengunci gelar setelah menang di MotoGP Jepang.
Keberhasilan Marquez jadi juara dunia juga tak lepas dari nasib apes yang dialami dua pembalap
Movistar Yamaha yang menjadi pesaingnya, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. Keduanya terjatuh pada balapan di Sirkuit Motegi itu
Kemenangan di Jepang membuat Marquez mengoleksi 272 poin. Pria Spanyol ini unggul 76 poin dari Rossi yang berada di posisi kedua. Dengan tersisa tiga balapan lagi Rossi tidak akan bisa mengejar poin yang dikumpulkan Marquez. Maksimal poin yang tersedia tinggal 75.
Sukses Marquez jadi juara dunia MotoGP 2016 ini tak lepas dari perubahan gaya membalapnya di musim ini. Marquez kini jauh lebih dewasa. Dia tidak lagi sembrono saat melewati lawan.
Beberapa kali Marquez memilih bermain aman jika melihat motornya sudah tidak cukup mumpuni mengejar pembalap terdepan. Padahal di musim sebelumnya Marquez terus memaksakan diri sehingga membuatnya kerap terjatuh dan kehilangan poin.
Buktinya Marquez menjadi pembalap paling konsisten musim ini. Kakak Alex Marquez ini selalu mampu meraih poin dari 15 balapan yang digelar hingga seri Jepang. Total Marquez lima kali menang dan 11 kali naik podium.
"Saya baru berusia 23 tahun dan tahun lalu saya belajar banyak. Saya melihat bila konsistensi benar-benar penting, terutama pada bagian pertama musim ini," terang Marquez.
"Karena pada bagian pertama musim ini Anda tidak pernah memenangkan kejuaraan dan Anda bisa kehilangan gelar juara. Karena jika Anda kehilangan banyak poin jauh lebih sulit mendapatkannya lagi," kata Marquez.
Salah satu bukti kematangan Marquez ada pada seri Jerman. Marquez menuruti permintaan timnya untuk masuk mengganti motor saat lintasan basah mulai mengering. Hasilnya, Marquez mampu melenggang dan finis di urutan pertama.
Pada seri Jerman tersebut, Marquez menunjukkan lebih dewasa dan bijak ketimbang Rossi yang padahal jauh lebih senior dan berpengalaman dibanding dirinya. Rossi ketika itu ngotot untuk terus memakai motor dengan ban basah. Rossi tak mengindahkan perintah tim untuk mengganti motor. Dia baru masuk pit mengganti motor enam lap terakhir.
Kesialan Rossi tidak hanya di GP Jerman tersebut. Pria 37 tahun itu banyak mengalami nasib apes di musim 2016. Total empat kali Rossi tidak mendapatkan poin musim ini.
Rossi tiga kali terjatuh di MotoGP 2016. Satu balapan lain dimana Rossi tak mendapat angka dikarena masalah pada motornya tepatnya di GP Italia.
Kesialan pertama yang menimpa Rossi pada MotoGP 2016 terjadi di Austin, Amerika Serikat, 10 April 2016. Dia terjatuh pada tikungan kedua di lap ketiga karena kerusakan pada kopling.
Kemudian pada 22 Mei 2016, Rossi gagal finis akibat motornya berasap di Sirkuit Mugello, Italia. Di akhir bulan Juni, Rossi juga bernasib sial saat GP Belanda. Dia jatuh saat balapan tinggal tersisa 10 lap lagi.
Puncak kesialan Rossi terjadi di Motegi. Dituntut untuk bisa menang guna menjaga peluang jadi juara dunia, Rossi malah terjatuh di tikungan ke-10 lap ketujuh.
liputan6