Kehilangan Istri dan Anak, Menangis di Pelukan Bupati

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Dari 8 jenazah itu, 4 orang di antaranya dari dua keluarga berbeda. Pertama, ibu dan anaknya. Kedua, bocah kakak adik.

Korban ibu dan anaknya yang tewas dalam musibah jembatan ambruk, Minggu (16/10) petang pukul 18.10 Wita, adalah Ni Ketut Werni, 55 dan I Putu Surya, 3 , asal Banjar Kaja, Desa Jungut Batu, Kecamatan Nusa Penida. Sedangkan dua bocah kakak adik yang tewas adalah Ni Putu Putri Krisna Dewi, 9 (siswi Kelas III SDN 3 Lembongan) dan Ni Kadek Mustika Safitri, 6 (siswi TK), asal Banjar Ancak, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida.

Korban Ni Ketut Werni merupakan istri dari I Wayan Suryadita, 60. Sedangkan I Putu Surya, balita yang baru berusia 3 tahun, merupakan anak lelaki satu-satunya pasangan Wayan Suryadita-Ketut Werni. Putu Surya adalah anak bungsu dari empat bersaudara.

Tak heran jika duka mendalam menyelimputi keluarga Wayan Suryadita, yang kehilangan istri dan anak bungsunya akibat musibah jembatan ambruk, Minggu (16/10) petang pukul 18.10 Wita. Ketika NusaBali berkunjung ke rumah duka di Banjar Kaja, Desa Pakraman Jungut Batu, Senin siang, 

Ketika NusaBali berkunjung ke rumah duka, Senin siang, suasana pilu sangat men-dominasi keluarga korban, diwarnai isak tangis sanak famili. Namun, Wayan Suryadita selaku kepala keluarga berusaha tabah. Bahkan, Suryadita yang kehilangan istri dan anaknya sempat menangis di pelukan Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta.

Suryadita yang kesehariannya menjadi pegawai di Dinas Perhubungan-Komunikasi-Informatika (Dishubkomonfo) Klungkung dan betugas di Pelabuhan Jungut Batu, masih sempat menceritakan seputar peristiwa maut yang merenggut istri dan anak bungsunya. Suryadita sendiri mengaku tidak menyangka bakal ditinggalkan istri dan anak bungsu buat selama-lamanya,

Suryadita mengisahkan, beberapa jam sebelum peristiwa maut ambruknya Jembatan Kuning, dia sempat melarang keluarganya untuk melintasi jembatan sepanjang 100 meter denbgan lebar 1 meter tersebut. Masalahnya, Suryadita sudah menyadari jembatan ini rawan jebol. Apalagi, pamedek (umat yang hendak tangkil) ke Pura Bakung di Banjar Ceningan, Desa Lembongan saat pujawali pada Radite Wage Krulut, Minggu, 16 Oktober 2016, dipastikan membludak.

Namun, kata Suryadita, keluarganya bersikeras untuk berangkat melintasi Jembatan Kuning. Ada 3 anggota keluarganya yang melintas di Jembatan Kuning hendak tangkil ke Pura Bakung, Minggu petang. Mereka masing-masing Ketut Werni (istri), Ni Made Surya Cahyani, 14 (anak), dan I Putu Surya, 3 (anak bungsu). “Keluarga saya pergi melintasi Jembatan Kuning tanpa sepengetahuan saya. Soalnya, sejak sore saya di luar rumah,” kenang Suryadita.

Nah, ketika melintas di atas Jembatan Kuning, kata Suryadita, istri dan kedua anaknya itu berjalan beriringan. Begitu berada di tengah-tengah jembatan, tiba-tiba terdengar suara hentakan tali putus. Seketika itu pula mereka langsung jatuh ke laut, bersama puluhan krama pamedek lainnya.

Naas, sang istri, Ketut Werni, tewas seketika akibat tertimpa patahan jembatan. Ibu empat anak ini tewas mengenaskan dengan luka berat di bagian kepala. Sedangkan anak bungsunya, Ketut Surya, tewas karena tenggelam di laut. Ibu dan anak balitanya ini baru ditemukan sudah jadi mayat berselang 1,5 jam pasca jembatan ambruk.

Beruntung, Ni Made Surya Cahyani yang merupakan anak kedua dari pasutri Wayan Suryadita-Ketut Werni, berhasil lolos dari maut. Remaja perempuan berusia 14 tahun ini selamat dari maut, karena berhasil diselamatkan warga sekitar pas kejadian. “Saya malamnya baru tahu, kalau 2 anggota keluarga saya turut menjadi korban jembatan roboh. Malam itu juga, saya langsung menuju lokasi musibah,” tutur Suryadita.

Suryadita mengaku tidak memiliki firasat apa pun sebelum musibah maut ini. Yang ada, dia hanya merasa tidak rela keluarganya melintas di Jembatan Kuning. ternyata, istri dan anaknya jadi korban. Hingga Senin kemarin, jenazah ibu dan anaknya ini masih disemayamkan di rumah duka dengan pengawet dari es batu. Rencananya, jenazah mereka akan akan diaben di Setda Desa pakraman Jungut Batu pada Wraspati Pon Krulut, Kamis (20/10) lusa. “Untuk prosesinya kita akan terlebih dulu minta petunjuk kepada Ida Sulinggih,” kata Suryadita.

Sementara itu, duka mendalam juga dialami passangan I Gede Sulianta dan Ni Ketut Wirati, pasutri yang tinggal di Banjar Ancak, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida. Dalam musibah ambruknya Jembatan Kuning, mereka kehilangan dua anaknya yang masih bocah: Ni Putu Putri Krisna Dewi, 9 (siswi Kelas III SDN 3 Lembongan) dan Ni Kadek Mustika Safitri, 6 (siswi TK).

Saat kejadian, pasutri Gede Sulianta-Ketut Wirati bersama 3 anaknya, termasuk di bungsu I Komang Giri Mahesa Pramasta, 1,5, melintas di Jembatan Kuning hendak tangkil ke Pura Bakung. Karena di jaba Pura Bakung banyak ada arena aktivitas bermain untuk anak-anak, maka ketiga anak mereka ngebet ingin tangkil dengan tetap menggunakan pakaian adat. Naas, sebelum sampai tujuan, jembatan penghubung Nusa Ceningan-Nusa Lembongan keburu ambruk. “Kami berlima jatuh ke laut secara bersamaan,” tutur Sulianta kepada NusaBali, Senin kemarin.

Ketika kecemplung ke tengah laut, Sulianta hanya sempat menyelamat putra bungsunya yang baru berusia 1,5 tahun, Komang Giri. Sedangkan sang istri berhasil diselamatkan warga. Namun, dua anaknya yang lain tewas karena jatuhnya cukup jauh. Sulianta mengakui sempat meminum air laut, karena harus menyunggi putra bungsunya agar tidak tenggelam. “Saya rela mati yang penting anak dan istri saya bisa selamat,” kenang pria yang kesehariannya bekerja di vila kawasan Lembongan ini.

Di sisi lain, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta berserta jajarannya Senin kemarin me-nyambangi satu per satu keluarga korban meninggal msubah ambruknya Jembatan Kuning. Bupati Suwirta juga memberikan uang santunan sebagai bentuk kepedulian. “Ini bentuk kepedulian kami dari pemerintah terhadap korban yang terkena musibah,” ujar Bupati asal Banjar Ceningan, Desa Lembongan ini.

Dalam kesempatan itu, PLN Bali area Bali Timur dan Rayon Klungkung juga berkunjung dan memberikan bantuan dana kepada korban musibah jembatan runtuh tersebut.

nusabali.

Related

Warta Semarapura 9029973464534090514

Post a Comment

emo-but-icon

item