Pesona Tas Branded, Tak Sekadar untuk Dijinjing
http://www.srinadifm.com/2016/10/pesona-tas-branded-tak-sekadar-untuk.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Seorang desainer fesyen asal Amerika Serikat, Rachel Zoe, pernah mengatakan bahwa gaya adalah cara untuk mengatakan siapa Anda tanpa harus berbicara.
Dan teringat seorang teman yang begitu menyukai barang bermerek, bukan label lokal, tapi global. Tanpa dia mengatakan, gaya dan atribut mewah yang digunakan sudah menjelaskan. Penampilan visual memang mampu bercerita, tanpa perlu kata-kata.
Ini juga seperti ketika melihat seorang penyanyi cantik Indonesia, dengan jargon-jargon uniknya dan gayanya yang kerap bikin geleng-geleng kepala hingga tak kuat menahan tawa atau mengelus dada, siapa lagi kalau bukan Syahrini.
Tanpa dia mengatakan atau pamer, orang akan tahu bahwa semua barang yang melekat di tubuh wanita yang menyebut dirinya Princess Syahrini tersebut mulai dari ujung rambut hingga jari kaki sudah pasti bukan barang murah. Tapi dia memilih memperjelas melalui foto-foto yang diunggah dalam akunnya di Instagram, yang banyak menunjukkan dia dengan barang berlabel yang tak asing di industri fesyen internasional. Salah satu item fesyen yang tak luput dalam setiap aktualisasi dirinya adalah tas.
Dia beralasan mengenakan tas impor bermerek berharga mahal demi mendongkrak penampilan sebagai selebriti Tanah Air.
Jika si Princess yang hobi pamer barang bermerek itu berjuang membentuk citra dirinya sebagai artis glamor dengan barang branded, berbeda dengan artis satu ini, Nagita Slavina. Gayanya lebih sederhana, namun penampilan istri presenter Raffi Ahmad itu justru elegan dan bersahaja.
Tidak pernah pamer seberapa hebat dan banyaknya barang bermerek yang dimilikinya, wanita berusia 28 tahun ini, nyatanya lebih mengagetkan. Sebuah akun pencinta fesyen Nagita Slavina alias Gigi di media sosial, membongkar harga semua barang yang dipakai ibunda Rafathar Malik Ahmad ini.
Dan terungkap, pemilik rumah produksi PT Frame Ritz bersama keluarganya itu, mengoleksi tas impor bemerek dengan harga tembus puluhan hingga ratusan juta. Misalnya, tas Louis Vuitton, Richard Price edisi terbatas berharga hampir Rp23 juta atau Hermes, Rouge Garance Clemence Kelly warna merah dengan ukuran sedang memiliki harga bombastis, Rp230 juta.
Belum lagi deretan tas lain koleksinya yang sudah pasti menumpuk dan super mahal. Untuk terlihat berkelas, Gigi tak perlu bergaya selangit, meski memiliki koleksi tas dan fesyen dengan harga sangat 'menggigit'.
Nah, karena manusia adalah makhluk visual, maka tak salah jika tampil menawan adalah sebuah tuntutan, apalagi sebagai figur publik. Namun, tampil keren dengan barang bermerek luar bukan semata milik mereka, karena semua manusia tanpa memandang kasta pun berhak tampil bak pesohor yang menenteng tas harga wah, asalkan mampu dan mau.
Dongkrak pede
Meski tak seglamor tas milik Syahrini atau semewah tas Gigi, namun banyak masyarakat kalangan menengah, terutama kaum hawa menyukai tas bermerek luar dengan harga jutaan yang dianggap masih bersahabat, lantaran belum menembus puluhan hingga ratusan juta. Seperti penuturan Gracia Stefanie, yang menyukai tas label impor lantaran bisa membuatnya lebih pede alias percaya diri.
"Memakai tas impor membuat saya lebih percaya diri. Selain itu, berdasarkan pengalaman, tas impor juga lebih berkualitas dan awet," ujarnya kepada VIVA.co.id.
Wanita berusia 27 tahun ini mengaku sudah mulai membeli tas impor sejak lulus kuliah. Tas impor yang tersimpan di kamarnya, mulai dari Michael Kors, Kate Spade, Tory Burch, Longchamp, Furla dan Charles & Keith.
Harganya pun terbilang tak begitu mahal, mulai dari Rp1 juta-5 juta. Sementara untuk mendapatkannya, wiraswasta tersebut menyempatkan diri hunting ke sejumlah mal di dalam negeri.
Setali tiga uang, seorang Pegawai Negeri Sipil bernama Indah Raftiary mengakui bahwa pesona tas impor kadang menjadi magnet bagi kebanyakan wanita untuk mengerek kepercayaan diri mereka ketika melenggang di ruang publik.
"Tidak munafik, memakai tas impor branded membuat saya menjadi lebih pede. Selain itu, ketika ke outlet-outlet branded akan lebih dianggap saat memakai barang mereka atau yang selevel, apalagi di atas kelas brand-nya," ujar dia kepada VIVA.co.id.
Kendati demikian, menjinjing tas merek luar tak selalu dilakukannya saban ke luar rumah. Ketika harus ke kantor, dia akan memilih mengenakan tas beratribut kementerian tempatnya mencari rezeki atau ketika dinas ke luar kota, tas lokal sudah tentu menjadi pilihannya.
Meski mengaku tidak branded oriented, namun wanita yang mengaku sudah memiliki puluhan koleksi tas merek global, mulai Coach, Fossil, Kate Spade, Pierre Cardin, Picard, Aigner, Bonia hingga Braun Buffel, ini mengaku lebih selektif membeli tas impor bermerek lantaran pernah kecewa dengan sejumlah tas yang dinilainya cepat rusak dan tidak awet. Menurut dia, uang yang dikeluarkan harus berbanding lurus dengan kualitas tas yang dibelinya.
"Menurut saya, tidak semua merek luar oke. Ada beberapa brand tas yang masukblacklist (daftar hitam), karena tidak awet," ungkap wanita yang sudah membeli tas impor bermerek sejak lima tahun lalu.
Untuk mendapatkan tas impor bermerek, selain berburu ke outlet resmi di Indonesia, pencinta tas ini tak jarang titip teman, saudara hingga mertua ketika ke luar negeri. Adapun harga tas impor miliknya masih di kisaran satu digit, mulai dari Rp1 jutaan.
Dikutip dari Viva