Bupati klungkung mengunjungi Pertanian lahan kering Gunung Kidul
http://www.srinadifm.com/2017/01/bupati-klungkung-mengunjungi-pertanian.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Untuk mengatasi krisis air di Kabupaten Klungkung, terutama di Kecamatan Nusa Penida. Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta didampingi dinas terkait, menggelar kunjungan kerja ke wilayah Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari, Kebupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Senin (30/1) siang.
Dalam kunjungan kerja tersebut Bupati Suwirta, didampingi Sekda Klungkung Gede Putu Winastra, Direktur PDAM Klungkung I Nyoman Renin Suyasa, Kepala Dinas Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Klungkung, I Gusti Nyoman Supartana, dan lainnya.
“Saat musim kering pengairan ini dilakukan bergiliran setiap harinya, dengan tarif sesuai dengan ketentuan,” ujar Tukini Warfa, warga setempat. Bahkan dengan sumur bor lainnya yang dibangun di Desa Karangrejek juga mampu mengairi sebanyak 1.300 pelanggan.
Bupati Suwirta mengatakan, selama ini di Kecamatan Nusa Penida kerap mengalami krisis air saat musim kemarau. Karena di Nusa Penida hanya terdapat dua sumber mata air, yaitu sumber mata air Guyangan dan Penida. “Maka dari itu kita datang ke tempat ini (Gunung Kidul) untuk melihat solusi untuk terhadap krisis air di wilayah/lahan kering,” ujarnya.
Setelah melihat hal tersebut, Bupati Suwirta optimis untuk segera mengatasi krisis air, baik di Klungkung Daratan maupun Nusa Penida. “Ini merupakan komitmen kita untuk menindaklanjuti dari apa yang pernah kita rencanakan seblumnya,” tegas Bupati asal Ceningan, Nusa Penida ini.
Untuk mengetahui kandungan sumber air bawah tanah pihaknya sudah kordinasi dengan Kepala Dinas Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Klungkung, I Gusti Nyoman Supartana. Untuk mengecek desa-desa mana saja yang belum terjangkau air bersih, pengecekan ini dengan menggunakan teknik geolistrik. Untuk memantau desa-desa yang belum terjangkau air bersih tersebut. “Kemudian akan kita pasang anggaran membuat sumur bor, tentu di Nusa Penida akan ada beberapa titik untuk sumur bor tersebut,” ujarnya.
Kata Bupati Suwirta kalau hanya mengandalkan sumber mata air Guyangan dan Penida saja, penanganannya akan lambat. Pasalnya harus dibangun beberapa reservoar dan itu biayanya tinggi. Kalau membangun sebuah sumur bor hanya menghabiskan sekitar Rp 1.400.000.000/unit. “Saya yakin di sejumlah tempat lain di Nusa Penida ada sumber airnya, sehingga setelah diangkat persoalan krisis air bisa diatasi,” sebutnya.
Bupati Suwirta mengatakan tidak bisa secepat seperti sulap, namun harus secara bertahap. Disamping itu kondisi lahan di Desa Karangrejek dengan di Nusa Penida tak jauh beda, hanya saja di Nusa Penida tanahnya lebih keras karena ada kandungan batu kapur. (Humasklk)