Donald Trump tersandung kasus mata-mata, ini reaksi Gedung Putih
http://www.srinadifm.com/2017/01/donald-trump-tersandung-kasus-mata-mata.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump kini tengah tersandung kasus mata-mata, yang juga melibatkan Rusia. Dalam dokumen yang terungkap ke publik tersebut mengungkap kehidupan seksual Trump dengan sejumlah pekerja seks komersial (PSK).
Dokumen itu juga menyebutkan, Rusia berusaha memanfaatkannya untuk kepentingan mereka. Penyebarluasan informasi tersebut diduga didanai oleh elemen anti-Trump di Partai Republik serta segelintir orang di Partai Demokrat.
Beredarnya dokumen tersebut mengundang reaksi dari Gedung Putih. Mereka menduga tim administrasi Trump kurang transparan saat menghadapi isu tersebut, cara berbeda pernah dilakukan Presiden Barack Obama saat menghadapi konspirasi terkait tempat kelahirannya.
Dilansir harian The Telegraph, Kamis (12/1), juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan tim Donald Trump seperti kekurangan bukti untuk membantah berkas intelijen yang bocor, dan 'hanya berfungsi untuk menambah keraguan publik'.
Ketika Obama menghadapi pertentangan karena diduga tidak dilahirkan di AS, saat itu tim yang dibentuknya langsung mencari bukti-bukti yang tepat buat membantahnya. Dan itu cukup berhasil membungkam lawan-lawan politik presiden kulit hitam pertama tersebut.
"Semua bisa anda melihat dalam selembar kertas dan cukup memverifikasi untuk meyakinkan bahwa tuduhan terhadap presiden adalah palsu," ujar Earnest.
Dibandingkan dengan Trump, pemerintah AS justru mengambil pendekatan yang berbeda untuk mengatasi isu yang merugikan Obama. Sedangkan milioner asal New York itu juga ikut membantah, namun enggan mengungkap bukti-buktinya.
"Ada banyak bukti yang bisa mereka tunjukkan untuk membuat publik menampik tuduhan itu, di mana tuduhan-tuduhan yang mereka katakan tidak berdasar, tetapi menolak mengungkapnya. Kerahasiaan itu hanya berfungsi untuk menabur keraguan publik," tambahnya.
Sebelumnya, Trump nampak marah saat isu tersebut mulai tersebar ke media di mana Rusia mencoba memanfaatkannya informasi personal dan keuangan soal dirinya. Dia menyebut detail yang terungkap dalam berkas tersebut adalah palsu dan tidak pernah terjadi.
"Semuanya adalah berita palsu, hal palsu, tidak pernah terjadi dan itu dibuat oleh lawan kami dan banyak orang lainnya lagi, kelompok lawan yang mendapatkannya bersama, orang sakit," ujarnya dengan nada tinggi.
Merdeka.com