Harga Minyak Dunia Tergelincir Saat OPEC Lanjut Pangkas Produksi
http://www.srinadifm.com/2017/02/harga-minyak-dunia-tergelincir-saat.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Harga minyak dunia tergelincir pada perdagangan Jumat (17/2) tertekan pertumbuhan saham global, sementara harapan pemotongan produksi oleh Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) diyakini telah memberikan dukungan kepada pergerakan harga. Sebelumnya laporan terbaru menyatakan OPEC kemungkinan akan memperpanjang perjanjian pengurangan pasokan minyak dengan non-anggota.
Seperti dilansir Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan pada level USD55.33 per barel, atau 32 sen di bawah sesi terakhir sebelumnya. Sementara harga minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) mengalami penurunan mencapai 28 sen pada posisi USD53.08 per barel.
Keduanya berada dalam tren negatif sejak akhir pekan kemarin, meskipun harga bergerak lebih tinggi di awal sesi dalam menanggapi berita bahwa produsen minyak dunia yakni OPEC berpeluang memperpanjang pengurangan produksi dalam upaya mengendalikan pasokan globa. OPEC dan produsen lain, termasuk Rusia berencana mengurangi produksi hampir mencapai 1,8 juta barel per hari (bpd) selama semester pertama tahun 2017.
Pemotongan produksi ini bertujuan membatasi banjir pasokan Internasional yang kerap terjadi sejak 2014. Tetapi persediaan tetap tinggi, terutama di Amerika Serikat. Brent dan WTI telah diperdagangkan dengan tambahan berkisar USD5 per barel pada tahun ini untuk menjadi yang terpanjang sejak harga merosot dimulai pada pertengahan tahun 2014.
Di Amerika Serikat, peningkatan produksi telah membantu mendorong naik harga minyak mentah dan bahan bakar ke rekor tertinggi. Sementara pada Asia, minyak bergerak ke posisi tertinggi sebelum pemotongan produksi ketika eksportir berjuang untuk pangsa pasar. Ada juga sinyal goyahnya pertumbuhan permintaan di pasar utama China, India dan Amerika Serikat.
Di India, pertumbuhan permintaan bahan bakar jatuh pada Januari, sementara di China kendurnya penjualan mobil juga mempengaruhi tingkat ekspor. Meskipun pasokan banjir, analis berharap pasar minyak tetap bergerak dalam tren positif untuk jangka panjang.
(sindonews)