Orgil Main Lempar Batu, Murid TK Terluka
http://www.srinadifm.com/2017/02/orgil-main-lempar-batu-murid-tk-terluka.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Akibatnya, bocah TK yang terkena lemparan saat pergi ke sekolah ini mengalami patah tulang hidung, hingga harus dilarikan ke RSUD Klungkung.
Peristiwa ini bermula saat bocah Ni Kadek Pranitasari berangkat dari rumahnya di Banjar Losan, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung menuju sekolahnya di TK Widya Semara kawasan Desa Tojan, Kecamatan Klungkung, Kami pagi pukul 07.50 Wita. Saat itu, bocah TK ini diantar oleh ibundanya, Ni Komang Murtini, 39, menggunakan sepeda motor di mana korban duduk di posisi depan.
Setelah 10 menit perjalanan, mereka melaju di Jalan Kenyeri Semarapura dari arah barat sekitar pukul 08.00 Wita. Pada saat bersamaan, seorang orgil yang diketahui bernama Ni Komang Bawak, 45, tengah asyik duduk-duduk di sisi utara utara jalan. Orgil asal Banjar Pegatepan, Desa Gelgel, Kecamatan Klungkung ini bukan sekadar duduk, tapi juga sambil melempar-lempar batu.
Naas, salah satu batu yang dilempar orgil Komang Bawak berukuran cukup besar tepat mengenai wajah bocah Kadek Pranitasari. Bocah TK berusia 5 tahun ini pun jatuh pingsan bersimbah darah di atas motor yang ditunggangi ibunya. “Kepala anak saya langsung terjatuh lunglau ke depan ampere sepeda motor,” tutur ibunda korban, Ni Komang Murtini, kepada NusaBali.
Dalam kondisi tak sadarkan diri, darah segar terus mengalir dari hidung bocah Kadek Pranitasari. Dengan dibantu warga setempat, bocah yang kena lemparan batu ini langsung dilarikan ke RSUD Klungkung untuk mendapatkan perawatan. Berdasar hasil pemeriksaan medis, bocah TK ini mengalami retak tulang hidung. Korban rencananya akan menjalani tindakan operasi di RS, Jumat (16/2) ini. Namun, pihak keluarga masih kesulitan mencari biaya, karena mereka tidak memiliki kartu jaminan kesehatan dari pemerintah. “Kami berharap bisa mendapatkan bantuan pengobatan ini,” harap Komang Murtini.
Pantauan NusaBali di RSUD Klungkung, Kamis siang, boceh Kadek Pranitasari masih terbaring lemas didampingi kedua orangtuanya, I Made Suantara, 41 (kesehariannya sebagai buruh bangunan) dan Komang Murtini. Kakak korban, I Putu Ardi Pranata, 7, juga ikut menunggui di RS. Menurut sang ayah, Made Suantara, pihaknya sudah melaporkan kasus ini kepada kepolisian dan instansi terkait, supaya ditindaklanjuti agar tidak ada korban lainnya.
Sementara, Plt Kepala Dinas Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Klungkung, I Nyoman Sucitra, menyatakan pihaknya masih mencari keberadaan orgil perempuan Komang Bawak, yang main lempar batu di jalan. saat dicari ke lokasi pelemparan di Jalan Kenyeri Semarapura, orgil berusia 45 tahun itu sudah tidak ada. “Kita terus melakukan pencarian. Jika sudah ketemu nanti, akan dikoordinasikan ke Dinas Sosial Klungkung, supaya bisa diperiksakan kejiwaannya ke RSJ Bangli,” tandas Komang Sucitra saat dikonfirmasi terpisah, Kamis kemarin.
Di sisi lain, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dengan didampingi sang istri, Ny Ayu Suwirta, Kamis kemarin sempat menjenguk bocah TK korban pelemparan batu oleh orgil ini, di RSUD Klungkung. Bupati Suwirta berjanji akan serius menindaklanjuti penderita gangguan jiwa yang ada di Klungkung. “Kami meminta kepada keluarga yang memiliki penderita gangguan jiwa agar dirawat dengan baik di rumah,” ujar Bupati Suwirta.
Bila keluarga bersangkutan tidak mampu, mereka bisa menghubungi Dinas Sosial Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak Kabupaten Klungkung untuk membawa penderita ganguan jiwa ke RSJ Bangli. “Kajadian seperti ini (korban pelemparan batu oleh orgil, Red) jangan sampai terjadi lagi,” tegas Bupati asal kawasan seberang Banjar Ceningan, Desa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida ini.
Sementara itu, Kepala Desa (Perbekel) Gelgel, I Nengah Soma, membenarkan penderita gangguan jiwa yang main lempar di Jalan Kenyeri Semarapura kemarin merupakan warganya. Menurut Perbekel Nengah Soma, Komang Bawak sudah sejak lama mengalami ganguan jiwa dan sempat beberapa kali bolak-balik masuk RSJ Bangli. “Dulu sempat diajak berobat ke RSJ, bahkan sudah lebih dari dua kali,” jelas Nengah Soma saat dihubungi per telepon, tadi malam.
Namun, kata Nengah Soma, begitu pulang ke rumahnya di Desa Gelgel, penyakit ganguan jiwa Komang Bawak kembali kambuh. Karena upaya pengobatan tidak membuahkan hasil, sementara kondisi ekonomi kurang mampu, pihak keluarga akhirnya pasrah dan membiarkan Komang Bawak bebas ke luar rumah.
“Sehari-hari, penderita gangguan jiwa ini sering jalan-jalan di seputaran kota, bahkan sampai ke Banjarangkan,” kata Nengah Soma. “Tapi, yang bersangkutan selama ini tidak pernah membuat ulah atau menyakiti orang lain. Setahu saya, ini kejadian pertama kali (melukai orang),” katanya. Menurut Nengah Soma, kesehariannya orgil Komang Bawak tinggal bersama kakak dan kerabat lainnya, sementara kedua orangtuanya sudah meninggal.
(nusabali)