Dukung Program Bebas Pasung 2019, Bupati Suwirta dan Prof Suryani Kunjungi ODGJ
http://www.srinadifm.com/2017/03/dukung-program-bebas-pasung-2019-bupati.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Sebagai bentuk tindak lanjut kerjasama antara Pemkab Klungkung dan Suryani Institut sekaligus mendukung program Menteri Sosial yakni Bebas Pasung 2019, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama Profesor bidang Psikiater Ni Luh Ketut Suryani menemui sejumlah penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang mengalami pemasungan, Senin (6/3). Tercatat lima ODGJ yang berada di dua kecamatan yakni Kecamtan Klungkung dan Dawan didatangi Bupati Suwirta beserta rombongan.
I Kadek Dana (48) dari Banjar Gede, Desa Akah Kecamatan Klungkung salah satu ODGJ berat yang mengalami pemasungan. Saka yang merupakan kakak kandung Kadek dana menuturkan adiknya mengalami sakit gangguan jiwa sejak tahun 1989. Ketika kumat sering mengancam orang lain bahkan keluarganya sendiri. Kadek Dana juga pernah memukul anak kecil hingga terluka serta suka mengintip orang mandi. “Karena sering berperilaku menyimpang serta meresahkan orang lain maka Kadek Dana kami pasung didalam kamar,” Ujar Saka. Namun selama mengalami pemasungan, tim kesehatan dari puskesmas setempat sudah sering melakukan pemeriksaan kesehatan menggunakan KIS.
Saka berharap bantuan bedah rumah pemerintah untuk adiknya, dengan rumah ini nantinya adiknya tidak akan dipasung melainkan akan dikurung dalam rumah bantuan bedah rumah tersebut. Sebagai seorang Profesor bidang Psikiater, Suryani melarang dan menolak permohonan itu, menurutnya mengurung ODGJ tetap sama dengan memasung. Maka dari dari itu bantuan bedah rumah tidak pas untuk penderita ODGJ. “ seorang penderita ODGJ mesti diperlakukan secara manusiawi, tidak dikurung maupun dipasung, bersama Pemkab klungkung kami akan secepatnya melakukan sosialisasi dan pelatihan penanganan ODGJ berat,” ujar Prof Suryani
Selain Kadek Dana, ditemui pula seorang ODGJ yang dalam kondisi memperihatinkan. Dia adalah . Ni Komang sriasih, wanita 36 tahun menderita ODGJ namun tidak mendapat perawatan yang layak dari keluarganya. Keluarga Ni Komang Sriasih yang tergolong KK miskin tinggal bersama kakak kandung dan Ayahnya yang buta, sedangkan ibu kandung dan seorang kakaknya yang juga menderita ODGJ.
Komang Sriasih hanya terbaring kaku, makan dan bahkan BAB dilakukan dilantai. Prof Suryani mengatakan, dua tahun lalu dirinya sempat menangani Kadek Sriasih hingga nyaris sembuh. Namun karena keengganan dan kesibukan pihak keluarga mengakibatkan Ni Komang Sriasih tidak mendapatkan pengobatan dan akhirnya kembali kekondisi ODGJ parah dan bahkan sampai lumpuh. “ Beginilah akibatnya jika pihak keluarga enggan dan tidak mendukung upaya kami, padahal kami melakukan ini dengan tulus iklas tanpa dinai biaya sedikitpun,” ujar Prof Suryani dengan ekspresi kecewa.
Bupati Suwirta yang mendapati kondisi Suriasih yang sangat memprihatinkan, langsung mengontak KRIS 118, layanan ambulan 24 jam untuk mengirim Suriasih ke RSUD Klungkung untuk mendapatkan perawatan intensif. Selain Kadek Dana dan Komang Sriasih, ditemui pula Komang Sukrani (42) dari br. Bucu Desa Paksabali, Nengah Mustika (37) dan Wayan Radet (54) dari desa Pesinggahan.
Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten klungkung mencatat sekitar 375 Penderita ODGJ berat dan 384 penderita ODGJ ringan di seluruh kabupaten Klungkung. Atas kondisi ini Bupati Suwirta berjanji akan segera mengumpulkan perwakilan keluarga penderita ODGJ. Pihaknya dalam waktu singkat yakni tanggal 8 Maret akan mengundang keluarga penderita ODGJ untuk diberikan sosialisasi dan pelatihan penanganan ODGJ, serta akan membentuk relawan untuk nantinya dilatih penanganan ODGJ tanpa harus dilakukan pemasungan. “ Kita berharap tidak ada lagi pemasungan terhadap para penderita ODGJ, karena hal tersebut tidak manusiawi dan program kita akan sejalan dengan program dari menteri Sosial yakni Indonesia Bebas Pasung 2019,” Ujar bupati Suwirta.
(HUMASKLK/Jim)