Wapres Meriton: Pariwisata Menyatukan Indonesia dan Seychelles



Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - "Sepotong surga di dunia" -- julukan itu melekat pada Seychelles, sebuah negara di lingkar Samudra Hindia yang jadi pilihan bulan madu Pangeran William dan Kate Middleton.
Seperti halnya Indonesia, Seychelles adalah negara kepulauan, meski jumlah pulaunya tak sebanyak Nusantara, 115 dibanding 17.000. 
Meski demikian, negara di Afrika Timur itu menjadi salah satu yang terkaya di Benua Hitam dalam hal produk domestik bruto (PDB). 
Wakil Presiden Seychelles, Vincent Meriton mengatakan, kemajuan negaranya disokong pariwisata, juga blue economy.
Wapres Meriton mengatakan, Seychelles saat ini sudah bisa disebut sebagai negara maju di Samudra Hindia dan Benua Afrika.

"Kita harus memastikan agar samudra itu menjadi tempat yang aman, sehingga pelayaran dan turis bisa datang menjelajahi apa yang ditawarkan oleh Samudra Hindia kepada dunia," sambung dia.

Lantas, apa yang dimaksud dengan ekonomi biru yang jadi kebijakan Seychelles?
Meriton menjelaskan, meski konsep ekonomi biru kedengaran anyar, hal itu bukan barang baru. Banyak negara tanpa sadar sudah melakukannya.

Namun, dalam menggerakan ekonomi biru (blue economy) atau manajemen kelautan, Seychelles melihat lebih jauh ke depan.

Tidak cuma menjalankan ekonomi biru dalam arti mempratikkan konsep perikanan, perdagangan, dan eksploitasi mineral dalam laut-- mereka juga mengutamakan kelestarian lingkungan.
"Apa yang kita lakukan adalah menempatkan perspektif keberlanjutan agar apa pun yang kita manfaatkan di samudra, dimanfaatkan agar anak cucu kita bisa juga memanfaatkannya," ucapnya. 

Seychelles, Meriton mengakui, merupakan negara yang bergantung pada laut. Oleh karena itu, ekonomi biru adalah cara paling tepat untuk memperkuat perekonomian.


(Liputan6)

Related

Dunia 2033828448716672691

Post a Comment

emo-but-icon

item