Warga Bali Diminta Tak Jadi Paranoid Isu Penculikan Anak, Pria Ini Nyaris Dimassa


Warga Bali Diminta Tak Jadi Paranoid Isu Penculikan Anak, Pria Ini Nyaris Dimassa

Srinadi 99,7 FM | Radio Bali -  Isu penculikan anak membuat masyarakat resah.
Bahkan muncul kecemasan dan ketakutan berlebihan dari warga Bali, hingga terlalu cepat mencurigai orang lain sebagai penculik dan kemudian menimbulkan terjadinya aksi massa.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Medeka Sirait pun menyoroti isu penculikan anak yang tengah merebak di seantero negeri ini.
Menurut Arist, warga perlu waspada dengan aksi penculikan tapi diminta tidak sampai menjadi paranoid.
"Jadi warga dan khususnya orangtua diharapkan untuk terus waspada, tetapi juga tidak boleh menjadi paranoid dengan adanya kabar tersebut," kata Arist kepada wartawan di kantornya di Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Beberapa waktu terakhir, isu penculikan anak marak di Tanah Air termasuk Bali.
Isu ini mencuat lantaran tertangkapnya beberapa oknum yang diduga akan melakukan penculikan kepada anak-anak.
Belum lagi banyaknya beredar di media sosial video menunjukkan penculikan anak dan foto harga organ tubuh manusia.
Ditambah berbagai informasi penculikan yang diragukan keasliannya, menjadi viral di tengah masyarakat.
Isu penculikan tersebut membuat masyarakat Indonesia, termasuk Bali, dihantui kecemasan dan ketakutan.
Di sejumlah daerah di Tanah Air pun muncul sejumlah kasus amuk massa warga terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai penculik anak. Di Bali pun demikian.
Terakhir terjadi di Kelurahan Liligundi, Kabupaten Buleleng, Kamis (23/3/2017) pukul 20.30 Wita.
Warga mendadak gempar dengan diamankannya seorang pria tanpa identitas, yang disangka sebagai pelaku penculikan anak.
Puluhan warga nyaris mengebuki pria yang diketahui bernama Samsudin (28) itu.
Beruntung aksi main hakim warga dapat segera diatasi.
Petugas kepolisian bersama dengan perangkat Kelurahan Liligundi langsung mengamankan pria asal Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, itu ke Makopolsek Kota Singaraja.
Usut punya usut, Samsudin sejatinya orang yang baru menginjakkan kaki di Bumi Panji Sakti.
Ia diiming-imingi tawaran pekerjaan oleh seseorang yang baru ia kenal, bernama Pak So.
Setibanya Samsudin di Singaraja, Pak So malah meninggalkannya seorang diri, tepat di Pasar Buleleng.
Pria malang itu pun kebingungan, tak tahu mau ke mana dan mencari siapa.
Berulang kali Samsudin mengitari Pasar Buleleng, berharap ada seseorang yang bisa membantunya untuk kembali ke Denpasar.
Namun gerak-gerik Samsudin ternyata malah dicurigai oleh masayarakat sekitar, dan menuduhnya sebagai pelaku penculik anak.
“Warga curiga karena dia mondar-mandir di depan Bank BPD Buleleng itu. Kebetulan dia juga tidak punya KTP, ditanya juga berbelit-belit. Jelas akhirnya warga menjadi curiga. Banyak sekali yang mengerumuni dia. Untung saya bersama Babinsar cepat datang. Kami langsung mengamankan dia di Balai Banjar Liligundi,” ujar seorang warga Liligundi, I Gusti Lanang Nyoman Suardika, usai memberikan keterangan sebagai saksi di Makopolsek Kota Singaraja, Kamis malam.
Kapolsek Kota Singaraja, Kompol Suarnata, menyatakan sudah melakukan pemeriksaan terhadap Samsudin.
Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, Samsudin bukanlah pelaku penculik anak.
Aksi main hakim yang dilakukan oleh masyarakat Liligundi dinilai sebagai bentuk kekhawatiran dan kecemasan dengan merebaknya isu penculikan anak di berbagai wilayah, yang diduga sebagai hoax (berita bohong).
Jumat (24/3/2017) siang, Polsek Singaraja telah membebaskan Samsudin.
"Semalam yang bersangkutan memang kami suruh menginap di mako. Setelah penyelidikan selesai dilakukan, terbukti bahwa dia tidak bersalah sehingga kami bebaskan,” ungkap Suardika, kemarin.
Di hari yang sama, Kamis (23/3/2017) siang, warga Banjar Kutuh, Desa Sayan, Ubud, Gianyar, mengusir sejumlah petugas Dinas Kesehatan Gianyar yang masuk ke rumah-rumah warga.
Kehadiran mereka dianggap mencurigakan sehingga membuat warga khawatir, hingga melakukan pengusiran.
"Soalnya lagi marak isu penculikan anak, kami jadi tidak tenang. Apalagi mereka nyelonong begitu saja ke rumah-rumah warga. Kami jadi curiga makanya kami usir,” tutur seorang warga Banjar Kutuh, Ni Putu Asri Utami Dewi.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ida Ayu Cahyani, membenarkan mereka adalah petugas yang dikerahkan sejak sepekan ini untuk program ketuk rumah, dalam rangka Hari TBC (Tuborculosis).
"Terima kasih masyarakat waspada, tapi mereka memang benar petugas kami," katanya.
Kamis (16/3/2017) lalu, Kota Gianyar juga digegerkan dengan adanya isu penangkapan seseorang yang dicurigai sebagai penculik anak.
Adalah Ni Nyoman Susilawati (50), asal Banjar Tengah, Desa/Kecamatan Blahbatuh, yang diamankan Polsek Blahbatuh karena kedapatan menawarkan permen pada anak-anak di depan TK Banjar Satria Blahbatuh dari atas mobilnya.
Namun setelah dinterogasi oleh pihak kepolisian, diketahui bahwa perempuan tersebut mengalami gangguan jiwa.
Setiap penyakitnya kambuh, ia selalu membagi-bagikan permen dan uang ke anak-anak.
“Bukan penculik anak, tapi ia mengalami gangguan jiwa. Setiap penyakitnya kambuh, ia selalu membagi-bagikan sesuatu ke anak-anak. Hal ini sudah dilakukannya sejak enam bulan lalu,” terang Kapolsek Blahbatuh, Kompol Abdus Salim.
Terpisah, warga Desa Klumpu, Nusa Penida, Klungkung, mengamankan tiga pria yang dicurigai sebagai penculik anak pada Sabtu (18/3/2017) malam.
Bahkan ketiga pria tersebut nyaris menjadi amuk massa, sebagai buntut keresahan warga dengan munculnya isu percobaan penculikan di Desa Klumpu, Nusa Penida.
Namun kecurigaan warga tersebut tak terbukti. Ketiga pria yang berdomisil di Pekanbaru dan Singaraja itu datang ke Nusa Penida untuk menjual sandal kesehatan.
Informasi Perlu Digali
Kabid Humas Polda Bali, AKBP Hengky Widjaja, mengatakan isu penculikan anak perlu dicari tahu detailnya sebelum menelan mentah-mentah isu yang bisa saja merupakan hoax.
Ia juga meminta masyarakat tak mudah terpancing hingga melakukan aksi massa.
“Baca informasi tersebut secara utuh dan detail sebelum menerima informasi tersebut. Gali lagi lagi informasinya untuk mencari kebenarannya,” katanya di Denpasar, Jumat (24/3/2017).
Kata dia, informasi demikian perlu ditelusuri lagi dari mana sumbernya sehingga masyarakat tidak terpancing melakukan hal-hal yang tidak diharapkan yang berawal dari informasi yang masih sebatas kabar burung.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan, kabar penculikan anak yang beredar melalui pesan singkat berantai serta di dunia maya, tidak benar atau hoax.
Kabar tersebut beberapa waktu terakhir beredar di sejumlah wilayah di Tanah Air.
“Saya yakinkan dan sudah cek, di Sumatera Utara dan beberapa wilayah lain termasuk Jakarta, berita tersebut adalah berita hoax,” ujar Kapolri di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Menurut Tito, penyebar isu penculikan anak sengaja ingin menimbulkan keresahan di tengah masyarakat ingin mendelegitimasi wibawa pemerintah.
“Saya selaku pimpinan kepolisian menyatakan tegas, sepanjang sepengetahuan saya dan para kepala kepolisian daerah, semuanya menjawab dan telah melakukan pengecekan, dan menjawab tidak ada,” kata dia.
Tito mengimbau, agar orangtua tidak perlu khawatir dengan isu yang beredar.
Meski demikian, ia tetap meminta masyarakat waspada dan tidak mudah percaya dengan kabar hoax.
“Jangan over reaktif dan menjadi panik. Klarifikasi dengan kepolisian, dengan warga di sana, betul atau tidak informasi tersebut sebelum mencerna informasi,” ujarnya.
(Tribunnews)

Related

Seputar Bali 4240367720094854256

Post a Comment

emo-but-icon

item