Sembako Terkendali, Pedagang Lega
![](http://img2.blogblog.com/img/icon18_edit_allbkg.gif)
http://www.srinadifm.com/2017/06/sembako-terkendali-pedagang-lega.html
![www.nusabali.com-sembako-terkendali-pedagang-lega](http://www.nusabali.com/article_images/14445/sembako-terkendali-pedagang-lega-800-2017-06-19-051149_0.jpg)
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Dalam beberapa hari ini, beberapa komoditas sembako ada yang naik, namun ada juga yang justru turun. Namun kenaikan dan penurunan tersebut dinilai masih dalam batas toleransi harga pasar yang wajar, antara Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per satuan.
Beberapa pedagang di pasar umum di Denpasar, Minggu (18/6) mengaku merasa lega dengan stabilnya harga barang- barang kebutuhan pokok. “ Tidak seperti tahun lalu, semua naik dan barang tidak ada,” ujar Ni Made Padmi, salah seorang pedagang sembako di Pasar Badung Sementara di Jalan Cokrominoto di lingkungan Balun Denpasar.
Dia menyebut beberapa komoditas. Di antaranya beras C4 lokal dari Tabanan harganya Rp 10.000 per kg. Sedang beras Putri Sejati Rp 11.000 per kg. Sedang gula pasir Rp 13.000 per kilo. Sebaliknya harga bawang putih terus menurun.Per Minggu kemarin harga bawang putih Rp 30.000 per kg dari awalnya Rp 35.000. Sebelumnya malah tembus Rp 45.000 per kg. “Ya biar tak mengada-ada. Adalah orang belanja,” ujar Padmi. Pasokan barang, menurut Padmi sementara tetap lancar.
Penuturan yang sama disampaikan Ni Nyoman Alit, pedagang lainnya. “Ya sekarang cukup stabil,” ujar Nyoman Alit, pedagang bumbu. Dari beberapa jenis bumbu, cabe yang dirasakan naik turun. Minggu kemarin cabe merah biasa atau keriting harganya Rp 30.000 per kg. Sedang cabe besar harganya Rp 15.000 per kg. “Yang lainnya masih tetap (stabil),” kata Nyoman Alit.
Harga sembako yang terkendali ini, menurut penuturan pedagang, relatif kecil keluhan dari pembeli. “Memang beda dengan tahun lalu, yang naik drastis,” ujar para pedagang. Namun demikian mereka juga tak berani menjamin apakah harga terus stabil atau tidak.
Berbeda dengan sembako, untuk jenis buah yang langka. Tidak hanya satu dua item buah, namun hampir semua jenis buah. Mulai dari mangga, jeruk, buah naga, alpukat dan lainnya. “ Karena memang sekarang bukan musim buah,” ujar Ni Ketut Nik Ariati.
Kalau pun ada di pasarannya, jumlahnya terbatas dan hampir sebagian besar didatangkan dari luar daerah, Jawa dan Kalimantan. “Harga jadi mahal karena kena ongkos kargo,” tambahnya.
Sekadar diketahui alpukat harganya Rp 35.000 per kg. Buah naga Rp 40.000 per kilo. Nanas antara Rp 7.000-Rp 9.000 per kg. Semangka dan melon Rp 12.000 per kg. “Rata-rata memang naik harganya,” tambah Nik Ariati.
(NusaBali)