Kopi Masih Primadona Bali
http://www.srinadifm.com/2017/07/kopi-masih-primadona-bali.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Kopi Bali menjadi salah satu produk ekspor andalan Bali. Indikasinya peningkatan jumlah uji mutu dan sertifikasi produk kopi Bali di Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi Bali. Dari tiga komoditas yang menjadi kompetensi UPT Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi, kopi, vanili dan kakao, permintaan uji mutu dan sertifikasi yang dominan.
Kepala UPT Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Dinas Perindustrian Perdagangan Provinsi Bali Ketut Ngurah Tusta Buana menyatakan, dalam beberapa tahun terakhir permohonan uji mutu dan sertifikasi produk kopi melampaui produk lainnya. “Cenderung terus meningkat,” ujar Tusta Buana, Jumat (7/7).
Peningkatan permohonan uji mutu dan sertifikasi, mengindikasikan jumlah ekspor. Karena lanjut Tusta Buana, salah satu persyaratan ekspor produk adalah Surat Keterangan Asal (SKA). Di dalamnya tercantum hasil uji mutu yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) dari lembaga uji mutu dan sertfikasi. Dalam hal ini UPT Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali. “ Dari itulah diketahui indikasi peningkatan ekspor,” jelasnya.
Dari data yang ada, tahun 2015 jumlah permohonan uji mutu dan sertifikasi kopi 38, vanili 4 dan kakao 0. Tahun 2016 lalu, permintaan uji mutu dan sertifikasi kopi meningkat jadi 43. Sedangkan untuk vanili 2 dan kakao 4. Sedang tahun 2017 yang masih sedang berjalan, permohonan uji mutu dan sertifikasi kopi baru 13, vanili 2 dan kakao masih 0 (kosong).
Mengacu kecenderungan permohonan uji mutu pada tahun 2015 dan 2016 itulah menunjukkan kopi Bali sebagai komoditas ekspor favorit. “Karena rasa kopi Bali, seperti kopi Kintamani memang khas sehingga digandrungi,” puji Tusta Buana.
Bukan hanya peningkatan permohonan uji mutu dan sertifikat, peningkatan riel ekspor kopi juga terbaca dari data ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Tahun 2015 ekspor kopi Bali sebanyak 38,44 ton tahun 2015. Tahun 2016 47,921 ton. Meningkat 9 ton lebih. Jumlah tersebut hanya ekspor yang melalui melalui Bali, baik lewat Pelabuhan Benoa maupun Bandara I Gusti Ngurah Rai. Sedang yang ekspor kopi Bali dari tempat lain lain atau luar daerah, seperti Surabaya tidak tercatat pada Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali. Karena selain di Bali, tidak sedikit kopi Bali yang dikirim ke luar daerah, di antaranya juga tujuan ekspor. Yang diekspor dari luar daerah itulah, yang tidak tercatat di Disperindag Provinsi, karena pencatatan pencatatan berdasarkan SKA (Surat Keterangan Asal). Kalau diekspor lewat Surabaya, tentu SKA-nya dikeluarkan di Surabaya, sekaligus tercatat instansi terkait di Surabaya. Karena itu, besar kemungkinan memang jumlah ekspor kopi Bali lebih dari data yang ada pada Disperindag Bali. “Sangat bisa jadi,” tandas Tusta Buana.
Sementara dari data yang ada, tujuan ekspor kopi Bali ke berbagai tempat Negara dan kota-kota di Asia, Timur Tengah, Erofa dan lainnya. Negara dan kota-kota rambahan ekspor kopi Bali tersebut di antaranya Singapura, Taiwan, Hongkong, Shianghai, Korsel, Jepang, Australia dan Malaysia. Uni Emirat Arab, Dubai, Soul(Korsel), Guam, Finlandia, Belgia, Amsterdam/Belanda dan lainnya.
(Nusa Bali)