Belakangan Ini Terasa Kedinginan di Malam Hari? Ternyata Ini Penyebabnya!
http://www.srinadifm.com/2017/08/belakangan-ini-terasa-kedinginan-di.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Merasa kedinginan saat malam hari pada beberapa waktu belakangan ini?
Banyak yang mengeluhkan suhu yang lebih dingin dari biasanya itu di media sosial. Ada apa sebenarnya?
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) rupanya mengonfirmasi keluhan itu.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, mengungkapkan, kondisi itu sebenarnya normal terjadi pada musim kemarau.
Ia mengatakan, saat musim kemarau, cuaca yang cerah pada siang hari menyebabkan potensi terjadinya hujan menjadi minim.
Selain itu, secara global, juga dipengaruhi oleh kedatangan angin dari Australia yang cukup dominan masuk ke Indonesia.
Angin yang datang tak membawa uap air.
Jadi, potensi pertumbuhan awan pemicu hujan semakin kecil.
Konsekuensi dari kondisi tersebut adalah perbedaan suhu siang dan malam yang lebih besar dari biasanya.
Saat siang yang cerah, bumi akan menerima radiasi panas matahari lebih banyak sehinga suhu terasa lebih tinggi.
Warga akan merasa gerah.
Sebaliknya, karena tak ada awan, bumi akan lebih cepat melepaskan panas yang diterima ke atmosfer saat malam.
“Makanya akan menjadi lebih dingin dibandingkan kondisi biasanya,” kata Mulyono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/8/2017).
“Sama halnya ketika gerah. Kita biasanya suka melepas baju, pada saat itu suhu badan kita lepas ke udara. Suhu badan kita menjadi turun. Itu contoh sederhananya,” ucap Mulyono.
Mulyono menuturkan, hal serupa juga terjadi di daerah perkebunan kentang di tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Saat musim kemarau, pada pagi hari sering terjadi embun es yang membeku.
Kentang akan menjadi layu karena air di dalam sel tanaman menjadi beku.
Saat siang hari, embun tersebut mencair.
Sayangnya, hal itu membuat kentang menjadi busuk sehingga memicu gagal panen.
Menurut Mulyono, perbedaan suhu seperti yang terjadi di Yogyakarta dan Dieng juga dialami daerah lain.
Dengan adanya angin dominan dari Australia, perbedaan suhu siang dan malam lebih besar juga terjadi di Jawa bagian timur, Nusa Tenggara Bara, dan Nusa Tenggara Timur.
Terlebih, Jawa bagian timur juga memiliki gunung Bromo dan gunung Tengger.
Di daerah tersebut, suhu pada pagi hari bisa mencapai 10 derajat celcius.
“Daerah tinggi kemungkinan bisa dibawah 18 derajat celcius, bisa 10 derajat celcius,” kata Mulyono.
(TribunNews)