Harga Mahal, Bunga Tetap Diburu Warga
http://www.srinadifm.com/2017/09/harga-mahal-bunga-tetap-diburu-warga.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Rangkaian rerahinan selama dua hari, mulai Rerahinan Tumbek Landep, pada Saniscara Kliwon Wuku Landep (Sabtu, 2 September) lanjut Rerahinan Behara Guru Redite Umanis Wuku Kulantir (Minggu, 2 September) menyebabkan beragam peralatan dan keperluan upakara meningkat harganya.
Di antaranya berbagai jenis bunga untuk tetandingan banten, seperti kembang seribu, gumitir, bunga pacar, hingga cempaka dan lainnya.
Bunga pacar salah satunya, harga per kilogram Minggu kemarin tembus Rp 35.000 per kilogram. Bunga gumitir Rp 18.000 per kilogram. Sedang bunga cempaka Rp 1.500 dan Rp 2.000 per kuntum/biji. Harga 1500 per kuntum untuk bunga cempaka warna putih. Sedangkan cempaka dengan harga Rp 2.000 per kuntum, jenis cempaka kuning atau cempaka cendana. “Mahal memang, namun karena perlu ya beli,” ujar Ni Nyoman Obi, seorang warga di Pasar Wangaya Denpasar, Minggu (2/9).
Keperluan tersebut, dikatakan untuk perlengkapan banten, baik pada saat Tumpek Landep maupun Odalan Bethara Guru. “Bunga itu kan salah satu sarana pokok,” lanjutnya. Namun karena harga bunga cukup tinggi, warga khususnya kalangan ibu rumah tentu tidak mampu membeli dalam jumlah banyak. “Kita beli sedikit sedikit saja. Pakai bunga irit,” tambah Obi.
Para pedagang mengaku, melonjaknya harga merupakan dampak kemarau yang sudah cukup lama. Tanaman bunga banyak yang layu dan mati, karena hujan tidak pernah turun. “Karena itu bunganya sedikit ,” ujar salah seorang pedagang.
Diakui pembeli banyak mengeluh. Namun sudah disampaikan kondisi paceklik bunga karena kemarau. “ Setiap yang beli kita sampaikan demikian agar dimaklumi,” ucapnya. Dia mengaku juga tak enak mendapat keluhan pembeli, soal tingginya harga bunga. “Namun saya juga beli mahal. Sehingga jual agak tinggi juga,” ungkapnya.
Dari pantauan di beberapa pasar di Denpasar, bunga merupakan salah satu jenis mata dagangan yang dominan dicari warga. Seperti yang tampak di Pasar Wangaya. Warga berdesakan–desakan, sebagian besar antre dan tawar-menawar pada puluhan pedagang bunga berjualan hingga ke pinggiran areal pasar.
Bunga pacar salah satunya, harga per kilogram Minggu kemarin tembus Rp 35.000 per kilogram. Bunga gumitir Rp 18.000 per kilogram. Sedang bunga cempaka Rp 1.500 dan Rp 2.000 per kuntum/biji. Harga 1500 per kuntum untuk bunga cempaka warna putih. Sedangkan cempaka dengan harga Rp 2.000 per kuntum, jenis cempaka kuning atau cempaka cendana. “Mahal memang, namun karena perlu ya beli,” ujar Ni Nyoman Obi, seorang warga di Pasar Wangaya Denpasar, Minggu (2/9).
Keperluan tersebut, dikatakan untuk perlengkapan banten, baik pada saat Tumpek Landep maupun Odalan Bethara Guru. “Bunga itu kan salah satu sarana pokok,” lanjutnya. Namun karena harga bunga cukup tinggi, warga khususnya kalangan ibu rumah tentu tidak mampu membeli dalam jumlah banyak. “Kita beli sedikit sedikit saja. Pakai bunga irit,” tambah Obi.
Para pedagang mengaku, melonjaknya harga merupakan dampak kemarau yang sudah cukup lama. Tanaman bunga banyak yang layu dan mati, karena hujan tidak pernah turun. “Karena itu bunganya sedikit ,” ujar salah seorang pedagang.
Diakui pembeli banyak mengeluh. Namun sudah disampaikan kondisi paceklik bunga karena kemarau. “ Setiap yang beli kita sampaikan demikian agar dimaklumi,” ucapnya. Dia mengaku juga tak enak mendapat keluhan pembeli, soal tingginya harga bunga. “Namun saya juga beli mahal. Sehingga jual agak tinggi juga,” ungkapnya.
Dari pantauan di beberapa pasar di Denpasar, bunga merupakan salah satu jenis mata dagangan yang dominan dicari warga. Seperti yang tampak di Pasar Wangaya. Warga berdesakan–desakan, sebagian besar antre dan tawar-menawar pada puluhan pedagang bunga berjualan hingga ke pinggiran areal pasar.
(NusaBali)