Ratusan Warga Kaki Gunung Agung Kembali Mengungsi
http://www.srinadifm.com/2017/09/ratusan-warga-kaki-gunung-agung-kembali.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Ratusan warga dari berbagai desa di kaki Gunung Agung, Bali, mengungsi. Entah apa yang mendorong mereka mengungsi, padahal belum ada imbauan.
Beberapa warga mengaku mengungsi lantaran tetangga mereka juga mengungsi. Beberapa warga lainnya mengaku ketakutan akan zat kimia yang dikeluarkan oleh Gunung Agung. Ketut Ardiarta salah satu warga Banjar Pendem Desa Muncag, Kabupaten Karangasem, mengaku mengantisipasi sedini mungkin kemungkinan risiko bencana yang akan timbul.
"Lahar memang tidak ada. Tapi takut zat kimia seperti belerang, karena radius rumah kami cukup dekat. Beberapa warga juga mengosongkan rumah, tapi berpencar," kata dia di Balai Banjar Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Rabu malam, 20 September 2017.
Sebelumnya, warga di Desa Temukus juga mengaku merasakan getaran gempa. Mereka kemudian meminta izin kepada pejabat setempat untuk mengungsi sementara waktu. "Ya, ada terasa getaran gempa tadi. Warga ramai-ramai ngungsi. Kami sudah bilang ke kepala desa," kata pria bernama Wenten.
Sementara itu, data yang dihimpun di posko II di Tukad Bungbung terdapat 71 pengungsi dari Banjar Kesimpar Desa Besakih. Mereka datang mengendarai mobil pickup dan puluhan sepeda motor.
Sementara di posko I induk Kecamatan Rendang, tepatnya di Gedung Pertanian terdapat 16 orang pengungsi dari Banjar Kesimpar, Desa Besakih. Lalu di pos II depan SMAN 1 Rendang terdapat 43 pengungsi dari Banjar Kesimpar, Desa Besakih dan dari Banjar Pura Desa Sebudi.
Kemudian di pos IV Balai Banjar Menanga Jangin terdapat 7 orang pengungsi dari Banjar Batusesa. Jumlah mereka terdata hingga pukul 23.00 WITA pada Rabu 20 September 2017. Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah.
Aktivitas menurun
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengatakan, aktivitas Gunung Agung dari laporan yang diterimanya mulai menunjukkan penurunan. Ia berharap, penurunan aktivitas itu akan terus ditunjukkan oleh gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl tersebut.
"Kemarin itu aktivitasnya menurun dari laporan yang saya terima. Dibanding tanggal 18 dan 19 kemarin, jumlah getaran dan kekuatannya menurun," kata Pastika di Pura Besakih, Kamis 21 September 2017.
Ia berharap, Gunung Agung terus menunjukkan penurunan aktivitas. Sehingga, situasi kegawatdaruratan bisa dihindari. "Mudah-mudahan hari ini menurun lagi. Itu yang kita harapkan. Kalau sampai turun terus, situasi tenang kita tidak sampai pada situasi darurat. Kalau memang harus dan terus meningkat, apa boleh buat," kata dia.
Di sisi lain, jika Gunung Agung terus menunjukkan peningkatan aktivitas hingga erupsi, Pastika menyatakan, Pemerintah Provinsi Bali bersama instansi terkait lainnya telah siap mengantisipasi hal tersebut. Pastika mengaku telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Bali terkait hal tersebut.
"Saya sudah minta BPBD kabupaten lain se-Bali untuk bersiap, dan semua sudah siap. Kita sudah siap tenda dan logistik," ujarnya menambahkan.
Saat ini, Pastika menyebut segala kebutuhan untuk warga jika pada akhirnya mengungsi telah disiapkan dengan baik. "Logistik seperti makanan, tempat tidur, tenda kita sudah siap.”