Demi Jauhi Istri, Pria Inggris Ini Menghilang 10 Tahun
http://www.srinadifm.com/2017/10/demi-jauhi-istri-pria-inggris-ini.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Seorang pria paruh baya, Malcom Applegate, mengambil langkah ekstrem demi menjauhi istrinya.
Malcolm meninggalkan rumah tanpa memberi tahu satu orang pun. Ia kemudian tidur di sebuah hutan di sebelah pusat komunitas untuk orang tua, tempatnya bekerja sebagai tukang kebun.
Hal itu telah ia lakukan selama 10 tahun, sebelum akhirnya pindah ke Emmaus Greenwich, sebuah tempat penampungan tunawisma di London selatan.
Untuk pertama kalinya, ia pun melakukan kontak dengan saudara perempuannya. Dari sana-lah Malcolm baru mengetahui bahwa selama ini istrinya mengira bahwa ia telah meninggal.
Lalu, apa yang mendasari Malcolm untuk melakukan hal ekstrem itu? Ia menceritakan kisahnya di website Emmaus Greenwich.
"Sebelum tinggal di Emmaus Greenwich, aku adalah tukang kebun di Farnborough selama 25 tahun dan sangat menikmati hal itu," ujar Malcolm seperti dikutip dari Independent, Senin (16/10/2017).
"Aku menyukai pekerjaan itu dan hingga kini masih suka merawat kebun. Namun setelah menikah, hidupku jadi tak tenang. Semakin banyak pekerjaan yang aku lakukan, istriku akan semakin marah. Ia tak suka aku berada di luar rumah untuk waktu yang lama," jelas dia.
Malcom menjelaskan, perilaku istrinya yang suka mengatur mulai keluar. Pasangannya itu pun memintanya untuk memotong jam kerjanya.
"Setelah berusaha bertahan dalam pernikahan ini, aku memutuskan untuk pergi demi kebaikan," ujar Malcolm.
"Tanpa sepatah kata pun, bahkan kepada keluargaku, aku mulai membawa sejumlah barang dan meninggalkan rumah...aku menghilang selama 10 tahun," imbuh dia.
Sejak saat itu Malcolm mulai mendirikan kemah di hutan dekat Kingston. Selama lima tahun, ia tinggal di sana dan menyambung hidupnya dengan bekerja mengurus taman masyarakat lokal dan pusat untuk lansia.
Ketika mendengar soal Emmaus Greenwich, ia mengaku tertarik dan merasa cocok dengan kehidupan di sana.
"Kehidupan sehari-hariku termasuk bekerja di toko atau menyetir van, aku tak memilih-milih pekerjaan, yang penting aku tetap bekerja," tulis Malcolm. Ia menambahkan, waktu luangnya ia gunakan untuk menggalang dana amal.
"Aku ingin orang-orang yang menyumbang ke Emaus tahu bahwa aku bersyukur diberi kesempatan kedua dalam hidup. Di sini aku memiliki ruangan yang indah, aku bisa bekerja, dan menjalani kehidupan sosial yang aktif."
"Aku suka tinggal di sini, hidupku kembali seperti semula," ujar Malcolm.
sumber : liputan6.com