Gempa Menurun, Ketinggian Asap Naik
http://www.srinadifm.com/2017/10/gempa-menurun-ketinggian-asap-naik.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Gubernur Pastika terjun langsung ke Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (17/10) siang, untuk mengetahui langsung kondisi terkini Gunung Agung. Terungkap, aktivitas gempa Gunung Agung menurun, namun kepulan asap justru semakin tinggi.
Gubernur Pastika datang ke Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Selasa siang sekitar pukul 13.00 Wita, setelah lebih dulu meninjau Posko Pengungsian di Lapangan Umum Desa Ulakan, Kecamatan Manggis, Karangasem guna mengecek kondisi pengungsi. Didampingi Karo Humas Setda Provinsi Bali, Desa Gede Mahendra Putra, Gubernur Pastika kemarin diterima Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur, Devi Kamil Syahbana.
Gubernur Pastika sempat melakukan pembicaraan tertutup dengan Devi Kamil di Ruang Pendeteksi Gempa Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang. Dalam keterangan persnya seusai pertemuan di ruang tertutup, Pastika menyatakan kedatangannya ke Pos Pengamatan Gunung Api Agung bertujuan untuk mendapatkan penjelasan secara detail dan ilmiah, terkait kondisi terakhir Gunung Agung.
Pastika menyebutkan, sebenarnya setiap 6 jam dirinya mendapat laporan secara umum dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Geofisika Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM tentang perkembangan kondisi Gunung Agung. Namun, Pastika pilih datang langsung ke Pos Pengamatan Gunung Api Agung.
Dengan datang langsung, Pastika bisa mengetahui secara lebih detil kondisi terkini Gunung Agung yang masih dalam status Awas. “Hari ini (kemarin) saya mendapat penjelasan komprehensif dan ilmiah. Saat ini, status Gunung Agung masih Awas, berikutnya masih dalam pemantauan,” jelas Pastika.
Ditanya soal diperpanjangnya status darurat bencana Gunung Agung, menurut Pastika, hal itu harus dilakukan selama status Gunung Agung masih level Awas. “Ya, selama statusnya awas, maka darurat bencana Gunung Agung itu berlaku,” tegas Gubernur asal Desa Sanggalangit, Kecamatan Gerokgak, Buleleng yang juga mantan Kapolda Bali dan Kalakhar BNN ini.
Sebelum datang ke Pos Pengamatan Gung Api Agung kemarin siang, Pastika sempat meninjau Pos Komando Bencana di Tanah Ampo, Desa Ulakan, Kecamatan Manggis. Di tempat ini, Pastika mengecek kondisi ketersediaan logistik dan penyalurannya. Pastika sekaligus berkoordinasi dengan Wakil Bupati Karangasem Wayan Artha Dipa dan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, Dewa Made Indra. Pastika juga empat cek kondisi pengungsi di Posko Pengungsian Lapangan Desa Ulakan.
Sementara itu, Kepala PVMBG Kementerian ESDM, Kasbani, mengatakan intensitas gempa di Gunung Agung cenderung menurun sejak tiga hari terakhir. Hanya saja, asap dari kawah puncak Gunung Agung semakin membumbung tinggi hingga 500 meter. Gunung Agung pun tetap dalam status awas. Menurut Kasbani, sejauh ini belum ada rencana untuk menurunkan status Gunung Agung dari level IV (awas) ke level III (siaga).
Kasbani menyebutkan, kegempaan di Gunung Agung cenderung menurun dari hari ke hari. Pada Sabtu (14/10) lalu, terjadi 1.056 kali gempa, baik gempa vulkanik dangkal maupun gempa vulkanik dalam. Sedangkan Minggu (15/10), terjadi 788 kali gempa. Sehari berikutnya, Senin (16/10), jumlah gempa di Gunung Agung menurun lagi menjadi 429 kali. Terakhir, Selasa kemarin sejak pukul 00.00 Wita hingga 18.00 Wita, terjadi 457 kali gempa dengan durasi 25-40 detik.
Menurut Kasbani, kendati intensitas gempa cenderung menurun, namun aktivitas vulkanik di dapur magma Gunung Agung tetap tinggi. Hal itu ditandai tingginya asap yang mengepul dari kawah puncak Gunung Agung.
Berbanding terbalik dengan intensitas gempa, ketinggian asap justru cenderung naik dari hari ke hari. Pada Sabtu (14 Oktober), asap yang mengepul dari kawah puncak Gunung Agung baru setinggi 200-300 meter. Pada dua hari berikutnya, Minggu dan Senin, ketinggian asap masih kisaran 200-300 meter. “Tapi hari ini (Selasa), asap mengepul semakin tinggi yakni kisaran 300-500 meter,” jelas Kasbani di Pos Pemantauan Gunung Api Agung, Selasa kemarin.
Kasbani menegaskan, semakin tingginya kepulan asap ini menandakan energi dapur magma Gunung Agung semakin panas. Asap putih yang keluar, kata dia, merupakan kombinasi solfatara (campuran gas magma) dengan uap air, yang muncul dari rekahan dapur magma. “Atas dasar itulah, tidak bisa diprediksi, kapan Gunung Agung akan meletus, atau kapan pula status awas diturunkan,” tandas Kasbani.
sumber : nusabali.com