Memilih Kemeja Flanel yang Cocok dan Bagus
http://www.srinadifm.com/2017/10/memilih-kemeja-flanel-yang-cocok-dan.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Seorang pria umumnya memiliki satu atau lebih baju berbahan flanel. Kemeja yang nyaman namun tidak terlalu berkesan resmi ini bisa dipakai dalam berbagai acara. Maka tak heran jika popularitas kemeja ini tak lekang oleh waktu.
Sayangnya, memilih kemeja flanel yang cocok dan pas untuk tubuh kita tidak semudah yang dibayangkan. Beberapa flanel yang ada di pasaran tidak dibuat dari bahan yang bagus dan potongannya seringkali kurang cocok, entah itu kebesaran atau kependekan.
Ada banyak pertimbangan yang harus kita pikirkan untuk menemukan kemeja flanel yang pas dan cocok, di antaranya sebagai berikut:
Bahan yang Tepat
Menurut Rob Rosenblum, Chief Operating Officer Dakota Grizzly, bahan terbaik untuk membuat kemeja flanel adalah katun. "Semakin putih warna kapas dan semakin panjang ukurannya, maka kualitas katun yang yang dihasilkan semakin baik," tambah Rob.
Dahulu hampir setiap kemeja flanel terbuat dari bahan katun 100 persen. Woolrich, Pendleton, dan Even Abercrombie adalah brand ternama yang pernah mengeluarkan produk kemeja flanel berbahan katun 100 persen.
Tapi, demi segi efisiensi dan efektivitas produksi, maka kemeja berbahan katun 100 persen tersebut kini sulit ditemukan.
Menurut Brian Davis, pengelola Clothing store Wooden Sleeper, New York, Kemeja flanel berbahan katun 100 persen berbeda dengan katun sintetis.
"Kemeja dengan bahan katun 100 persen memberi kenyamanan dan lebih disarankan untuk kesehatan kulit kita," tambah Brian.
Stephania Schwarts, penata gaya dari Stitch Fix, California, menyarankan agar kita menghindari pemakaian kemeja berbahan polyester.
"Bahan polyester akan membuat kita cepat berkeringat dan mudah berbau apek," tambah Stephania.
Nah, kemeja berbahan polyester ini tentu saja tidak cocok kita kenakan saat momen romantis bersama pasangan, seperti ke pesta dansa atau makan malam.
Pertimbangkan Ukuran
Memilih pakaian yang nyaman dan pas bukanlah perkara harga. Meskipun mahal harganya, sepotong baju belum tentu nyaman dan cocok untuk tubuh kita.
Tidak semua orang memiliki ukuran tubuh standar. Menurut Brian Davis untuk menemukan kemeja flanel yang tepat, kita harus menyesuaikan dengan ukuran tubuh.
"Kemeja ini dirancang untuk mereka yang aktif bergerak, jadi ukuran yang terlalu ketat di tubuh bukalah pilihan tepat," ucap Brian.
Brian juga menyatakan bahwa kemeja flanel pada dasarnya lebih cocok digunakan sebagai overshirt. Tidak terlalu longgar, namun juga tidak dirancang terlalu pas dengan bentuk tubuh.
"Jadi ide dasar pembuatan kemeja flanel ini adalah sebagai 'baju tambahan' bukan sebagai pakaian pertama yang kita kenakan di balik kulit," tambah Brian.
Sayangnya, ukuran tubuh kita cenderung berubah seiring berjalannya usia. Ini juga menjadi perhatian penting saat kita memilih kemeja flanel agar bisa kita gunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Rob Ronsenblum memaparkan bahwa kemeja flanel ini sama dengan jinns yang dirancang demi kenyamanan konsumen dan bisa dipakai dalam waktu lama.
"Konsumen selalu mengharapkan kenyamanan. Mereka tidak ingin ukuran tubuh yang berubah mempengaruhi kenyamanan dalam berpakaian. Jadi, selalu pastikan bahwa kemeja flanel anda tidak terlalu longgar atau ketat," papar Rob.
Untuk mendapatkan ukuran yang tepat, kita bisa menentukannya dari ukuran bahu dan lengan baju. Pastikan bahwa bagian tengah saku depan tidak menggantung (ini seperti kita menentukan ukuran pemakaian jins).
Model Sesuai
Setelah kita menemukan bahan dan ukuran yang pas, kita juga harus memperhatikan model kemeja. Penata gaya Stitch FIx, Jennifer, menyarankan agar kita juga harus memperhatikan konteks, tren, dan taste.
"Jika anda ingin memakai kemeja flanel untuk bekerja dan sekaligus berakir pekan, pilihlah kemeja flanel yang benar-benar cocok sehingga anda bisa mengkombinasikannya dengan outfit apapun. Sama seperti saat kita mengkombinasikan sepatu formal dengan kemeja", ucap Brian Davis.
Brian juga mengatakan bahwa kebanyakan orang membeli kemeja yang tidak sesuai bahkan dengak kualitas yang buruk.
"Kostumer seharusnya memilih kemeja yang cocok dan kualitas yang baik," papar Brian.
(Kompas.com)