Gunung Agung 3 Kali Tremor
http://www.srinadifm.com/2017/11/gunung-agung-3-kali-tremor.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Gunung Agung kembali bergetar memunculkan gempa tremor tiga kali, Kamis (23/11).
Gempanya relatif lebih singkat dari sehari sebelumnya. Meski terjadi tiga kali tremor, warga tak panik apalagi seharian Gunung Agung tak terlihat jelas akibat tertutup awan tebal. Sesekali terlihat mengepulkan asap putih tebal bercampur awan di langit.
Kepala Sub Bidang Gunung Api Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana mengatakan, gempa tremor akibat pemanasan air di bawah permukaan kawah dipengaruhi suhu uap magma mengalami peningkatan. Gempa tremor pertama pukul 00.20 Wita-01.04 Wita selama 44 menit, gempa kedua pukul 01.30 Wita-03.30 Wita sekitar 2 jam, dan gempa tremor ketiga pukul 03.57 Wita-04.28 Wita selama 31 menit, dengan aplitudo 2-4 mm. “Tremor terjadi akibat pergerakan fluida (cairan dalam tubuh gunung yang suhunya meningkat),” yerang Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (23/11).
Dijelaskan, di setiap gunung api gempa tremor merupakan hal biasa. Hal itu pertanda adanya aktivitas vulkanik yang merupakan tanda-tanda paling vital gunung akan meletus. Letusan Gunung Agung yang pertama terjadi pada Selasa (21/11) pukul 17.15 Wita memunculkan hujan abu dan pasir halus, padahal saat itu belum terjadi gempa tremor. Gempa tremor yang cukup panjang terjadi Rabu (22/11). Ditegaskan, gempa tremor selama ini dijadikan parameter paling penting di setiap gunung api sebelum terjadinya erupsi. “Gempa tremor juga diakibatkan bergeraknya patahan secara terus menerus yang menyebabkan bumi terus bergetar,” katanya.
Devy Kamil Syahbana menambahkan, meski terjadi gempa tremor namun tidak menimbulkan hujan abu seperti yang terjadi sebelumnya. Hanya asap putih masih mengepul yang merupakan uap air. Masyarakat diimbau tidak panik meskipun terjadi gempa tremor hingga tiga kali. Masyarakat diminta tetap waspada. Terkait fisik Gunung Agung yang sempat kembung, apakah mulai mengempes, diakui belum ada tanda-tanda kempes. “Masih tetap kembung karena magma terus aktif,” tambahnya.
Sebelumnya, dua kali terjadi tremor terus menerus selama 7 jam, yakni pukul 09.11 Wita hingga 12.00 Wita dan pukul 14.00 Wita hingga 18.00 Wita. Ini sebagai pertanda magma sudah kian mendekati kawah puncak Gunung Agung. Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) Kementerian ESDM, I Gede Suantika, mengatakan alat seismograf yang merekam melalui sensor getaran gempa menunjukkan untuk tremor menerus tahap pertama terjadi selama 2 jam dan 49 menit mulai pagi pukul 09.11 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita. Sedangkan tremor menerus yang kedua terjadi selama 4 jam, mulai pukul 14.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita.
Menurut Gede Suantika, tremor terus menerus ini menandakan dapur magma terus aktif memasak magma, air, dan beragam gas. Tremor terus menerus ini sekaligus menandakan magma terus mencari celah untuk keluar menjebol dinding kawah Gunung Agung. “Magma terus bergerak ke atas mencapai kedalaman sekitar 2-4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung,” papar Suantika di ruang kerjanya, Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem. Banyaknya volume air yang masuk ke dapur magma melalui kawah Gunung Agung akibat curah hujan cukup tinggi juga memunculkan asap putih (uap air) sangat tebal.
Kepala Sub Bidang Gunung Api Wilayah Timur, Devy Kamil Syahbana mengatakan, gempa tremor akibat pemanasan air di bawah permukaan kawah dipengaruhi suhu uap magma mengalami peningkatan. Gempa tremor pertama pukul 00.20 Wita-01.04 Wita selama 44 menit, gempa kedua pukul 01.30 Wita-03.30 Wita sekitar 2 jam, dan gempa tremor ketiga pukul 03.57 Wita-04.28 Wita selama 31 menit, dengan aplitudo 2-4 mm. “Tremor terjadi akibat pergerakan fluida (cairan dalam tubuh gunung yang suhunya meningkat),” yerang Devy Kamil Syahbana di Pos Pengamatan Gunung Api Agung, Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem, Kamis (23/11).
Dijelaskan, di setiap gunung api gempa tremor merupakan hal biasa. Hal itu pertanda adanya aktivitas vulkanik yang merupakan tanda-tanda paling vital gunung akan meletus. Letusan Gunung Agung yang pertama terjadi pada Selasa (21/11) pukul 17.15 Wita memunculkan hujan abu dan pasir halus, padahal saat itu belum terjadi gempa tremor. Gempa tremor yang cukup panjang terjadi Rabu (22/11). Ditegaskan, gempa tremor selama ini dijadikan parameter paling penting di setiap gunung api sebelum terjadinya erupsi. “Gempa tremor juga diakibatkan bergeraknya patahan secara terus menerus yang menyebabkan bumi terus bergetar,” katanya.
Devy Kamil Syahbana menambahkan, meski terjadi gempa tremor namun tidak menimbulkan hujan abu seperti yang terjadi sebelumnya. Hanya asap putih masih mengepul yang merupakan uap air. Masyarakat diimbau tidak panik meskipun terjadi gempa tremor hingga tiga kali. Masyarakat diminta tetap waspada. Terkait fisik Gunung Agung yang sempat kembung, apakah mulai mengempes, diakui belum ada tanda-tanda kempes. “Masih tetap kembung karena magma terus aktif,” tambahnya.
Sebelumnya, dua kali terjadi tremor terus menerus selama 7 jam, yakni pukul 09.11 Wita hingga 12.00 Wita dan pukul 14.00 Wita hingga 18.00 Wita. Ini sebagai pertanda magma sudah kian mendekati kawah puncak Gunung Agung. Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG (Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi) Kementerian ESDM, I Gede Suantika, mengatakan alat seismograf yang merekam melalui sensor getaran gempa menunjukkan untuk tremor menerus tahap pertama terjadi selama 2 jam dan 49 menit mulai pagi pukul 09.11 Wita hingga siang pukul 12.00 Wita. Sedangkan tremor menerus yang kedua terjadi selama 4 jam, mulai pukul 14.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita.
Menurut Gede Suantika, tremor terus menerus ini menandakan dapur magma terus aktif memasak magma, air, dan beragam gas. Tremor terus menerus ini sekaligus menandakan magma terus mencari celah untuk keluar menjebol dinding kawah Gunung Agung. “Magma terus bergerak ke atas mencapai kedalaman sekitar 2-4 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung,” papar Suantika di ruang kerjanya, Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Banjar Rendang Dangin Pasar, Desa/Kecamatan Rendang, Karangasem. Banyaknya volume air yang masuk ke dapur magma melalui kawah Gunung Agung akibat curah hujan cukup tinggi juga memunculkan asap putih (uap air) sangat tebal.
(NusaBali)