Bupati Suwirta Demo Memasak
http://www.srinadifm.com/2018/02/bupati-suwirta-demo-memasak.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta didampingi Ketua TP-PKK Kabupaten Klungkung Ny Ayu Suwirta memimpin sosialisasi dan demonstrasi memasak menggunakan kompor berbahan bakar pelet sampah di depan Kantor Bupati Klungkung, Rabu (14/2) pagi. Sosialisasi penggunaan kompor ini merupakan bagian dari program Tempat Olah Sampah Sementara (TOSS) Gema Santi Pemkab Klungkung dalam mengolah dan memanfaatkan sampah sejak ditutupnya TPA Sente.
Dengan pemakaian kompor ini diharapkan sampah tidak akan terbuang percuma namun akan diolah menjadi bahan bakar. Bupati Nyoman Suwirta menjelaskan berbagai keunggulan kompor ini. Di antaranya kompor tidak akan meledak, tidak menimbulkan aroma sampah serta bahan bakar yang murah yang mampu diciptakan masing masing desa. Saat ini kompor masih merupakan produk SNI dari Universitas Airlangga yang dijual sekitar Rp 300.000/unit. Ke depan Bupati Suwirta berencana menggandeng UMKM untuk menciptakan kompor serupa dengan harga yang lebih terjangkau.
"Sosialisasi kompor ini harus segera dilaksanakan ke desa desa, setelah kompor kita produksi nantinya akan kita bagikan kepada KK miskin sehingga mereka tidak lagi menggunakan kompor gas maupun kompor minak tanah yang harganya relative mahal,” ujar Bupati Suwirta. Ditambahkan dengan pemakaian kompor ini maka pengolahan dan pemanfaatan sampah akan semakin optimal utamanya pada desa yang telah memiliki TPST. Bupati Suwirta juga optimis program TOSS Gema Santi merupakan solusi untuk penanganan masalah sampah di Kabupaten Klungkung. Dimana Klungkung yang tidak memiliki lokasi TPA, dengan program ini seluruh desa akan mengolah sampahnya menjadi briket dan pllet yang bernilai ekonomis.
Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Klungkung Anak Agung Kirana mengatakan inti dari penggunaan kompor ini adalah bagaimana mengurangi sampah. Bersama TP-PKK Klungkung pihaknya akan melakukan sosialisasi pembuatan bahan bakar pelet secara manual maupun dengan mesin serta cara penggunaan kompor segera ke desa desa. Pelet memiliki manfaat dan nilai ekonomis, selain untuk bahan bakar kompor juga untuk pembangkit listrik yang siap dibeli Indonesia Power.
Sampai saat ini tercatat sudah sembilan desa telah menggunakan kompor ini, diantaranya Gunaksa, Dawan Klod, Dawan Kaler, Paksebali, Tangkas, Gelgel, Kampung Gelgel, Akah dan Desa Banjarangkan. Tahun ini diharapkan akan lebih banyak desa yang akan mengolah sampahnya menjadi pelet dan memanfaatkan kompor ini. “ Semoga tahun ini akan lebih banyak desa akan memanfaatkan teknologi ini karena Bupati Suwirta sudah memberikan jalan kepada pihak desa menggunakan 15 pesen ADD untuk hal hal bersifat kebersihan dan pengolahan sampah sesuai dengan payung hukum,” ujarnya.
sumber : nusabali.com