Jepang, Negara Paling Aman untuk Punya Bayi versi UNICEF
http://www.srinadifm.com/2018/03/jepang-negara-paling-aman-untuk-punya.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Masa kehamilan di satu sisi memberikan rasa bahagia akan kehadiran anggota keluarga baru. Di sisi lain, masa ini juga jadi masa rawan ibu mengalami stres serta kekhawatiran. Potensi stres ini bisa membawa dampak pada janin dan tak jarang ini berpengaruh saat kelahiran anak.
Jepang memang negara yang cukup kaya dengan bencana alamnya. Tak terhitung gempa yang kerap melanda negeri sakura ini. Ironisnya, menurut UNICEF, Jepang malah jadi negara paling aman untuk memiliki anak.
Dilansir dari
, UNICEF melakukan survei berdasarkan angka kematian bayi di sebulan pertama kehidupan mereka. Laporan bertajuk 'Every Child Alive' menyatakan angka kematian bayi yang berusia di bawah sebulan hanya 1 dari 1.111 bayi yang lahir. Angka ini berbeda tipis dengan Islandia yakni 1 dari seribu kelahiran serta Singapura yang menempati urutan ketiga di angka 1 dari 909 kelahiran.
"Anak-anak meninggal karena ibu dan bayi mengalami kekurangan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, tenaga medis yang bersih, fasilitas yang baik," kata Henrietta Fore, direktur eksekutif UNICEF dikutip dari (21/2).
Dari 10 besar negara paling aman, negara-negara Asia hanya tiga negara saja. Selain Singapura dan Jepang, terdapat Korea Selatan di urutan 10. Menyusul Singapura, terdapat negara-negara Eropa seperti Finlandia, Estonia, Slovenia Siprus, Belarus, Luxemburg dan Norwegia.
Sedangkan negara dengan angka kematian bayi paling tinggi diduduki oleh Pakistan yakni 1 dari 22 kelahiran. Kemudian menyusul Republik Afrika Tengah (1 dari 24 kelahiran) dan Afganistan (1 dari 25 kelahiran). Negara-negara ini, menurut UNICEF, menghadapi situasi yang berat. Estimasinya, bayi yang lahir di negara berkembang 9 kali lebih berisiko meninggal daripada yang berada di negara maju.
Secara global, dunia sedang menghadapi persoalan kematian bayi pasca kelahiran. Sebanyak sekitar 2,6 juta bayi meninggal dalam sebulan pertama kehidupan mereka. Laporan 'Every Child Alive' memberikan gambaran bahwa tingginya kematian terkait dengan ketersediaan layanan kesehatan. Sedikit pengembangan untuk pelatihan tenaga medis dan fasilitas kesehatan pada negara-negara berkembang bisa mengurangi angka kematian secara signifikan.
CNN