Srinadi 99,7 FM | Radio Bali
Lionel Messi sulit menolong Argentina di Piala Dunia 2018 karena dirinya tak bisa membelah diri seperti halnya tokoh ninja dalam komik, Naruto.
Di sebuah desa bernama Konoha, yang tentunya merupakan cerita fiksi, hiduplah ninja bernama Naruto Uzumaki. Dia sejatinya merupakan ninja penuh bakat namun adanya siluman rubah ekor sembilan (kyubi) dalam tubuhnya membuat ia kesulitan mengontrol cakra atau energi, semasa kecil.Lewat perjuangan gigih, Naruto mampu jadi ninja terhebat. Di awal kiprahnya sebagai ninja, salah satu jurus yang dikuasai oleh Naruto adalah Kage Bunshin No Jutsu alias jurus memperbanyak diri.
Jurus ini yang kemudian punya peran penting terhadap perkembangan jurus-jurus Naruto seperti Rasengan dan lainnya.Di tempat lain, di dunia nyata, tepatnya di Kazan Arena, pemain sepak bola terbaik di dunia bernama Lionel Messi tertunduk lesu. Ia baru saja gagal membawa negaranya lolos ke babak perempat final Piala Dunia. Tak ada tangis berlebihan karena Messi mungkin sadar timnya sudah berjuang hingga batas kemampuan.
Messi adalah tumpuan utama timnas Argentina. Sebelum berbicara kekalahan Argentina, patut diingat bahwa tanpa Messi, Argentina tak akan mungkin mengalami kekalahan di Rusia. Ya, karena Argentina tak akan lolos ke Piala Dunia 2018 bila tak ada hattrick Messi di laga terakhir kualifikasi Piala Dunia.
Messi hanya mencetak satu gol plus dua assist di Piala Dunia kali ini. Catatan itu jelas tak menggambarkan sosok Messi sebenarnya yang dikenal buas di gawang lawan dan mudah saja mencetak gol demi gol.
Messi di Argentina bukanlah Messi di Barcelona. Perbedaan cara main begitu terlihat jelas dalam balutan dua seragam tersebut. Messi ingin dirinya bisa bermain seperti di Barcelona, namun rekan setimnya tak banyak yang mengerti maksud dan keinginannya di lapangan.
Messi ingin bisa membelah diri, namun ia tak punya jurus kage bunshin no jutsu layaknya Naruto.
Dari statistik yang ada di sepanjang Piala Dunia 2018, Messi hanya melepaskan enam tembakan tepat sasaran. Jumlah tersebut tentunya terbilang minim bagi ukuran Messi yang rutinitasnya di Barcelona adalah mencetak gol demi gol.
Messi kesulitan mendapatkan ruang terbuka dan kesempatan untuk menembak ke gawang. Ada dua alasan di balik hal itu. Pertama, Messi dijaga ketat, bahkan 2-3 orang sepanjang pertandingan. Yang kedua, Messi tidak mendapatkan bola di tempat yang ia inginkan.
Soal penjagaan ketat, Messi sudah sering menerima perlakuan tersebut di Barcelona. Namun pada akhirnya, Messi lebih sering lolos dari situasi sulit itu dan mencatatkan namanya di papan skor.
Messi sudah berusia 31 tahun dan bisa jadi ini adalah Piala Dunia terakhir dalam karienrya. Meski demikian, masih ada peluang kecil baginya untuk kembali tampil empat tahun kemudian, namun tentunya dengan porsi dan beban yang jauh lebih kecil dibandingkan saat ini.
Sudah saatnya Messi bertindak seperti para Hokage di kisah Naruto, percaya bahwa mimpi dan harapan bisa diwariskan. Untuk kasus ini, hal yang dimaksud adalah impian Messi membawa Argentina juara Piala Dunia untuk ketiga kalinya.
sumber : CNNIndonesia.com
|