Ini Barang yang Boleh dan Dilarang Dibawa Pulang dari Kamar Hotel
http://www.srinadifm.com/2018/07/ini-barang-yang-boleh-dan-dilarang.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Kadang kala sebagian orang sengaja membawa pulang beberapa benda dari kamar hotel yang baru saja diinapinya, mulai dari perlengkapan mandi mini hingga sandal kamar.
Tetapi apa yang sebenarnya terjadi jika Anda membawa sesuatu yang sedikit lebih besar, seperti jubah mandi, handuk atau bantal?
Meski hotel mengharapkan benda-benda yang tidak dapat digunakan kembali, sebagaimana dikutip dari News.com.au pada Senin (16/7/2018), ada aturan ketat tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dibawa oleh tamu setelah check-out.
Jika Anda berpikir bahwa hotel bermurah hati membiarkan tamu-tamunya membawa pulang semua perlengkapan yang ada di dalam kamar, maka bersiap-siaplah terkena risiko penambahan nominal rupiah dalam tagihan Anda, guna menutupi biaya barang yang hilang.
Berikut adalah benda-benda yang boleh dan tidak boleh di bawah selepas check-out dari kamar hotel. Perhatikan baik-baik, jangan sampai Anda terkena tagihan tambahan yang terkadang nominalnya di atas harga rata-rata di pasaran.
Jangan ragu untuk mengambil semua botol sampo dan kondisioner mini untuk dibawa pulang ke rumah. Begitupun dengan beberapa perlengkapan mini lainnya, seperti alat jahit, ikat rambut, dan sisir, tidak masalah untuk dimasukkan ke dalam koper.
Namun, beberapa hotel mulai memperkenalkan ukuran botol lebih besar, yang ditempelkan di dinding, dengan tujuan mempermudah kegiatan tamu di kamar mandi. Ada pula hotal yang sengaja menyediakan sabun dan sampo dalam kemasan multi guna, sebagai upaya menghemat sampah plastik.
Tahukah Anda bahwa pihak hotel sebenarnya berhaap tamunya membawa pulang sandal kamar, karena perlengkapan itu tidak akan pernah digunakan lagi setelah tamu meninggalkan kamar.
Menurut Jacob Tomsky, penulis buku Heads In Beds: A Reckless Memoir Of Hotels, Hustles And So-Called Hospitality, staf hotel mendorong para tamu untuk memakainya karena lantai kamar tidur biasanya cukup kotor.
"Anda bisa menggunakannya untuk alas kaki di kabin pesawat, dan memadukannya dengan sepasang kaus, guna memberikan keleluasaan bergerak selama melakukan penerbangan," saran Tomsky.
Banyak hotel bintang lima menyediakan payung untuk digunakan tamunya jika di luar hujan. Meski harga produksinya lebih mahal dibandingkan sandal kamar, namun payung ternyata sah-sah saja untuk dibawa pulang.
Karena biasanya payung jenis ini memiliki cetak merek di sekelilingnya, maka hal tersebut dapat menjadi iklan berjalan yang bagus untuk hotel bersangkutan.
Sekitar 20 tahun lalu, membawa pulang jubah mandi dari kamar hotel masih bisa dimaafkan.
Namun kini, seiring efisiensi biaya dan gerakan gaya hidup hijau, banyak properti menginap akan memasukkan jubah yang hilang ke dalam biaya tambahan, yang biasanya diketahui dari pengecekan terhadap pakaian yang digantung di lemari kamar.
Seharusnya perlengkapan ini tidak boleh dibawa pulang dari kamar hotel, namun hingga kini masih saja kerap terjadi pencurian terhadapnya. Berbagai destinasi menginap mewah di London, Inggris, sering mengeluhkan hilangnya bantal-bantal, dan kemudian mengirim faktur ke alamat tamu yang dicurigai.
Bahkan Noel Gallager, salah seorang "pentolan" grup musik Oasis, pernah ketahuan mencuri bantal dari kamar hotel. Hal itu diakuinya dalam sebuah wawancara pada 2015, bahwa ia masih menyimpan sebuah bantal yang ia curi dari hotel di Italia.
"Anda tidak dapat pergi berwisata tanpa bantal yang bagus. Saya telah mencuri lebih banyak bantal dari Italia daripada di tempat lain," akunya.
Minibar dikenal sangat mudah untuk dicuri, terutama yang dikemas dalam botol, karena bisa saja setelahnya diisi ulang dengan air.
Namun saat ini, banyak hotel telah memasang sensor di lemari es, sehingga bisa mengecek dengan segera --melalui komputasi terintegrasi-- apakah suatu barang telah dipindahkan.
sumber : liputan6.com