Lebih Murah dan Tahan Lama, Rumah di Prancis Ini Dicetak Secara Tiga Dimensi
http://www.srinadifm.com/2018/07/lebih-murah-dan-tahan-lama-rumah-di.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Sebuah keluarga di Prancis menjadi yang pertama di dunia, pindah ke rumahcetak tiga dimensi. Properti berisi empat kamar tidur itu adalah prototipe proyek besar untuk memungkinkan pembangunan rumah menjadi lebih cepat dan lebih murah.
Dengan dinding lengkung yang dirancang untuk mengurangi efek kelembaban dan kontrol digital bagi penyandang disabilitas, rumah ini sebelumnya dianggap sebagai realisasi yang mahal dari visi seorang arsitek.
Tetapi setelah 54 jam yang dibutuhkan untuk mencetak bangunan dasar --empat bulan setelahnya untuk penambahan jendela, pintu, dan atap-- terhitung biaya yang dikeluarkan sebesar 176.000 pound sterling (setara Rp 3,3 miliar), atau 20 persen lebih murah untuk konstruksi serupa denga cara konvensional.
Dikutip dari BBC pada Minggu (8/7/21018), kesukesan tersebut membuat tim peneliti yakin bahwa rumah cetak tiga dimensi dapat dipercepat penyelesaiannya, menjadi hanya 33 jam.
cetak tiga dimensi berbentuk persegi dengan luas 95 meter persegi itu dibangun di kota Nantes, yang merupakan hasil kolaborasi antara dewan kota, asosiasi perumahan, dan Nantes University.
Francky Trichet, pimpinan dewan teknologi dan inovasi, mengatakan tujuan dari proyek ini adalah untuk melihat apakah jenis konstruksi tersebut dapat menjadi lumrah bagi sektor perumahan, dan apakah prinsip-prinsipnya dapat diterapkan pada bangunan komunal lainnya, seperti gedung olahraga.
"Selama 2.000 tahun belum ada perubahan dalam paradigma proses konstruksi. Kami ingin menyapu seluruh proses konstruksi ini," kata Trichet.
"Itu sebabnya saya mengatakan bahwa kita sedang memulai sebuah cerita. Kita baru saja menulis, 'Pada suatu waktu'."
Sekarang, katanya, pekerjaan mereka akan "memaksa" perusahaan swasta untuk "mengambil pena" dan melanjutkan narasi.
Rumah itu dibangun di lingkungan yang kurang terawat di utara kota dan sebagian didanai oleh dewan kota setempat.
Nordine dan Nouria Ramdani, bersama tiga anak mereka, adalah orang-orang beruntung yang dipilih untuk tinggal di rumah unik tersebut.
"Ini adalah kehormatan besar untuk menjadi bagian dari proyek ini," kata Nordine.
"Kami tinggal di blok apartemen yang dibangbun pemerintah pada dekade 1960-an, jadi ini perubahan besar bagi kami. Benar-benar sesuatu yang luar biasa untuk bisa hidup di tempat di mana ada kebun, dan memiliki rumah terpisah," lanjut Nordine bahagia.
Gabungan tim arsitek dan ilmuwan bekerjasama merancang rumah terkait di studio di Prancis, dan memprogramnya menjadi mesin cetak tiga dimensi.
Mesin cetak ini kemudian dibawa ke lokasi yang hendak dibangun rumah, di mana bekerja dengan mencetak lapis demi lapis dari bagian lantai hingga rangka atap.
Setiap dinding terdiri dari dua lapisan polyurethane isolator, dengan sedikit ruang di antaranya yang diisi dengan semen. Teknik ini menciptakan konstruksi dinding tebal, kuat, dan tahan lama.
Rumah cetak tiga dimensi itu merupakan gagasan Benoit Furet, yang mengepalai proyek di Nantes University.
Dia berpikir bahwa dalam lima tahun ke depan, teknologi itu akan mengurangi biaya pembangunan rumah sebesar 25 persen, dan memperpanjang usia bangunan menjadi 40 persen lebih lama.
Cetak bangun tiga dimensi, tambah Furet, juga memungkinkan arsitek menjadi jauh lebih kreatif dengan bentuk rumah yang mereka bangun.
Misalnya, rumah di Nantes dibangun untuk melengkung di sekitar pohon lindung berusia 100 tahun di petak. Kurva juga meningkatkan sirkulasi udara rumah, mengurangi kelembaban potensial dan meningkatkan ketahanan panas.
Bangunan di Nantes juga dirancang untuk penyandang disabilitas, dengan akses kursi roda dan kemampuan untuk semuanya dikontrol dari ponsel. Teknik ini juga dinilai lebih ramah lingkungan daripada konstruksi tradisional, karena tidak ada pemborosan.
sumber : liputan6.com