Penumpang Membeludak, Kapal Roro Batal Berlayar
http://www.srinadifm.com/2018/07/penumpang-membeludak-kapal-roro-batal.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Kapal roll on-roll off (Roro) Nusa Jaya Abadi, yang akan mengangkut penumpang dari tempat sandar di Banjar Mentigi, Desa Batununggul, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, dengan tujuan Pelabuhan Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, batal berangkat pada Sabtu (21/7) pagi. Hal ini dikarenakan membeludaknya jumlah penumpang, sehingga Syahbandar tidak memberi izin berlayar. Sementara di satu sisi, antrean untuk sandar di Pelabuhan Padangbai cukup panjang.
Jumlah penumpang yang naik Roro Nusa Jaya Abadi, Sabtu kemarin sekitar 700-an orang. Sekitar 200-an orang adalah wisatawan manca negara (wisman) yang sejak Kamis (19/7) lalu terjebak di Nusa Penida. Padahal tiket yang terjual ketika itu sekitar 300-an lembar. Sedangkan sekitar 400-an orang penumpang tersebut masuk beramai-ramai saat ramp door kapal Roro Nusa Jaya Abadi dibuka.
Petugas yang sudah memasang barikade pun dibuat kewalahan. Bahkan dua orang wisman sampai menangis ketika diminta oleh petugas untuk ikut mengantre. Akhirnya penumpang yang sudah antre di pelabuhan sandar Kapal Roro Nusa Jaya Abadi di Nusa Penida, sejak pukul 06.00 Wita ini baru bisa naik ke kapal sekitar pukul 07.30 Wita.
Namun hingga pukul 10.00 Wita Kapal Roro Nusa Jaya Abadi tak kunjung berlayar. Hal itu karena pihak Syahbandar tidak mau menandatangani izin berlayar lantaran jumlah penumpang yang melebihi batas. Sementara sejumlah penumpang yang sudah terlanjur naik kapal tidak ada yang mau turun.
Rencananya para penumpang ini diangkut dua kali trip. Namun pihak Kapten Kapal Roro Nusa Jaya Abadi tidak berkenan, lantaran antrean di Pelabuhan Padangbai cukup panjang, yakni berada pada antrean ke-13. Jadi kapal trip pertama ini bisa sore atau petang baru bisa sandar.
Karena situasi semakin krodit, semua penumpang di kapal akhirnya diturunkan. Mereka yang sudah membeli tiket, mendapatkan uangnya kembali.
Setelah semua penumpang turun, pihak Unit Pelaksana Tugas (UPT) Penyeberangan Nusa Penida menyatakan bahwa Pelabuhan Tradisional Nusa Penida – menuju pelabuhan di Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, dibuka. Pembukaan jalur melalui pelabuhan tradisional ini atas dasar pertimbangan melihat kondisi gelombang cukup bersahabat untuk berlayar. Akhirnya semua penumpang tersebut bisa diangkut menggunakan boat.
Kepala UPT Penyeberangan Nusa Penida I Dewa Gede Agus Suarmahendra, mengatakan Kapal Roro Nusa Jaya Abadi memang tidak jadi menyeberang dari Nusa Penida menuju Padangbai. Para calon penumpang yang sudah mengantongi tiket, uangnya telah dikembalikan. “Semua penumpang sudah menyeberang menggunakan boat,” ujarnya.
Dijelaskan, sebelum itu suasana di pelabuhan tempat sandar Kapal Roro Nusa Jaya Abadi di Batununggul sangat krodit sejak pagi. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya warga lokal maupuan wisman yang mengantre tiket. Bahkan saking kesalnya tidak sabar dapat tiket, ada calon penumpang yang nekat ingin memecahkan kaca loket. Namun tidak ada kerusakan atas situasi ini. “Kami juga berkoordinasi dengan pihak Polsek Nusa Penida, untuk pengamanannya,” ujar Dewa Suarmahendra.
Menurutnya, selain itu dua orang wisman sampai menangis saat hendak naik ke kapal roro, ketika diminta petugas untuk antre. Pasalnya wisman ini sudah memesan tiket untuk pulang ke negaranya. “Setidaknya ada 200-an wisatawan manca negara yang akan pulang,” katanya.
Dijelaskannya, normalnya kapasitas penumpang Kapal Roro Nusa Jaya Abadi adalah 182 orang, dengan muat 9 unit truk, 8 unit truk sedang menengah, 8-9 kendaraan kecil/mobil. Dalam penyeberangan ini tidak mengangkut semua kendaraan tersebut. Sehingga daya tampung penumpang bisa lebih banyak. Kendati demikian, karena cukup membeludak hingga sekitar 700-an orang, pihak Syahbandar tidak berani mengizinkan kapal roro berangkat. Terlebih ada instruksi dari pusat agar daya tampung kapal disesuaikan jumlah idealnya. “Kalau hari-hari biasa saat boat beroperasi, penumpang di kapal roro rata-rata 50 orang per hari,” katanya.
Sementara itu, lantaran kondisi cuaca di Selat Lombok belum bersahabat untuk penyeberangan, mengakibatkan penghentian sementara aktivitas kapal cepat yang melayani wisatawan dari Pelabuhan Dermaga Rakyat Padangbai menuju Objek Wisata Gili Trawangan, Lombok, NTB, diperpanjang. Sesuai surat dari Kasubsi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, No HM 1030/07/KSOP,Pbi/2018, tertanggal 20 Juli 2018, penutupan dilakukan 21 – 25 Juli 2018.
“Aktivitas kapal cepat dengan tinggi kapal rata-rata 3 meter, masih riskan beroperasi menghadapi gelombang setinggi sekitar 3 meter. Makanya kami rekomendasikan, untuk memperpanjang tertundanya keberangkatan kapal cepat,” kata Kasubsi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli I Nyoman Parwata, saat dihubungi di ruang kerjanya Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai, Banjar Segara, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, Sabtu (21/7) sore.
Mulanya aktivitas 20 kapal cepat di Dermaga Rakyat Padangbai sempat dihentikan pada 19 – 20 Juli, namun diperpanjang lagi 21 – 25 Juli. Padahal prakiraan cuaca dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Selat Lombok bagian utara langit dengan hujan ringan, kecepatan angin 6-15 knots, tinggi gelombang 0,3-1,75 meter. Sedangkan kondisi di Selat Lombok bagian selatan dengan kecepatan angin tetap sama 6-15 knots, dan tinggi gelombang berkisar 0,5-2,5 meter.
Walau penutupan aktivitas Dermaga Rakyat Padangbai diperpanjang, dan pihak travel membatalkan keberangkatan wisatawan ke Gili Trawangan, wisatawan memilih menyeberang menggunakan kapal ferry, dan antre di Pelabuhan Padangbai.
Wisatawan yang hendak naik kapal ferry ini mesti antre hingga enam jam. Sebab, kapal ferry yang dioperasikan di dua dermaga itu belum normal. Kasubsi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal KSOP Padangbai I Ketut Muliana, mengatakan aktivitas di dua dermaga belum normal, sesekali terganggu ombak.
Dampaknya, terjadi antrean panjang dari Pelabuhan Padangbai hingga luar Pelabuhan Padangbai sejauh sekitar 500 meter. Untuk mengatur antrean panjang agar arus lalu lintas Amlapura-Denpasar tidak krodit, maka petugas Polsek Kawasan Laut Padangbai bersinergi dengan petugas Polsek Manggis dan Polres Karangasem melakukan pengaturan. Pengaturan mulai dari Pelabuhan Padangbai, pertigaan Banjar Tengading, Desa Antiga, Kecamatan Manggis dan di Rest Area Banjar Yehmalet, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis. Perwira Pengawas Polsek Kawasan Laut Padangbai AKP I Gede Suparwata mengatakan, petugas mesti berjaga-jaga di ujung antrean Pelabuhan Padangbai dan di luar pelabuhan.
sumber : nusabali.com