Per Agustus, Penyaluran KUR Tembus Rp88 Triliun
http://www.srinadifm.com/2018/09/per-agustus-penyaluran-kur-tembus-rp88.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mencatat penyaluran Usaha Rakyat () per Agustus 2018 sebesar Rp88 triliun atau setara dengan 70,9 persen dari target tahun ini.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan target penyaluran KUR sepanjang tahun ini sebesar Rp123,53 triliun.
"Total debiturnya 3.324.645 dengan rasio kredit bermasalah (Nonperforming Loan/NPL) 0,05 persen," terang Iskandar, Selasa (18/9).
Sementara, bila dibandingkan dengan Agustus 2017, jumlah penyaluran KUR hanya Rp61,14 triliun. Artinya, secara tahunan (year on year/yoy) penyaluran KUR per Agustus 2018 meningkat 43,93 persen.
Lebih lanjut Iskandar mengatakan, dominasi penyaluran KUR diperuntukkan bagi KUR Mikro sebesar 66,7 persen, KUR Kecil sebesar 33 persen, dan KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sebesar 0,3 persen.
"Paling banyak penyaluran KUR dilakukan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebesar Rp60,2 triliun," tutur Iskandar.
Kemudian, Bank Mandiri menduduki peringkat kedua dalam menyalurkan KUR dengan nilai Rp11,8 triliun, diikuti Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp11,47 triliun.
Dalam hal ini, BRI menargetkan bisa menyalurkan KUR pada tahun ini sebesar Rp79,7 triliun, Bank Mandiri sebesar Rp17,6 triliun, dan BNI sebesar Rp16,4 triliun.
"Realisasinya untuk BRI sudah menyalurkan 75 persen dari target, Bank Mandiri 67,4 persen, dan BNI sebesar 69,8 persen," kata Iskandar.
Namun, secara keseluruhan porsi penyaluran KUR di sektor produksi hingga Agustus 2018 belum menyentuh 50 persen sesuai dengan aturan yang ditetapkan pemerintah. Penyaluran KUR di sektor produksi baru sebesar 42,8 persen.
"Tapi meningkat dari penyaluran KUR sektor produksi periode Juli 2018 sebesar 38,5 persen," jelasnya.
Iskandar mengklaim pemerintah belum akan mengubah bunga KUR untuk beberapa waktu ke depan, meski The Federal Reserve (The Fed), bank sentral AS, berencana menaikkan suku bunga acuannya dan berpotensi mengerek suku bunga acuan BI.
"Sementara masih tetap tujuh persen karena bank sudah dapat subsidi bunga 10,5 persen dari pemerintah, sehingga bank dapat bunga 17,5 persen untuk kredit mikro," pungkasnya.
sumber : CNNIndonesia.com