Perajin Disabilitas Kesulitan Benang Wol
http://www.srinadifm.com/2019/01/perajin-disabilitas-kesulitan-benang-wol.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Di sekretariat ini mereka bisa berkarya aneka kerajinan dan memasarkan buah karyanya. Sekretariat ini juga ada ruang terapi tuna netra serta sekaa Guntangan.
Senin (21/1) pagi, tampak seorang penyandang disabilitas, Siti Mudawati (tunga rungu),39, alamat Desa Tegak, Klungkung, sibuk membuat kerajinan berbahan benang wol. Saat itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta pun mengunjungi sekretariat tersebut. Siti Mudawati mengaku kesulitan mendapatkan bahan baku benang wol yang digunakan sebagai bahan dasar kerajinan seperti tas, dompet, topi, dan taplak meja. “Bahan tersebut hanya terdapat di Jakarta, apabila ingin membelinya harus menggunakan jasa pengiriman barang dan harganya cukup mahal,” ujarnya melalui kertas yang ditulis tangan.
Siti Mudawati sendiri sudah mulai berkreasi di sekretariat sejak tujuh bulan lalu, sehari bisa menghasilkan sebuah kerajinan dompet kecil, kerajinan tas besar dibuat sekitar seminggu. Harganya variatif yakni topi Rp 25.000, jepit rambut Rp 10.000, tas Rp 60.000 dan taplak meja Rp 20.000. Kerajinannya setiap hari ada saja yang membeli, setidaknya bisa menjual seharga Rp 100 ribu/hari. “Hasil penjualan kerajinan ini bisa saya gunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dan menyekolahkan anak,” ujarnya.
Siti Mudawati sudah memiliki tiga orang anak dengan suami tercinta Komang Wardana,37, (tuna rungu) sekarang bekerja menjadi tukang sapu, ada pun tiga anaknya yakni Putu Agus Indra Putra siswa kelas VIII SMP, Kadek Pande Suardiana siswa kelas VII SMP dan Komang Meiliana Putri kelas 2 SD.
Bupati Suwirta menginstruksikan kepada instansi terkait untuk menyediakan bahan dasar yang diperlukan para disabilitas untuk membuat kerajinan tangan. Ke depan Bupati Suwirta akan mempersiapkan ruangan khusus untuk membuat kerajinan tangan dan akan menyediakan sebuah kios di Pasar Seni Semarapura untuk para penyandang disabilitas. “Agar dapat lebih memudahkan para penyandang disabilitas untuk memasarkan produk kerajinan mereka,” ujarnya.
sumber : nusabali.com