Jangan Buat Keputusan Saat Sedang Mabuk Cinta
http://www.srinadifm.com/2019/12/jangan-buat-keputusan-saat-sedang-mabuk.html
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali Jangan pernah membuat keputusan saat tengah dimabuk ! Salah-salah, keputusan Anda malah jadi hal terburuk yang pernah Anda buat.
Pasalnya, mabuk cinta atau cinta buta adalah hal yang sangat nyata terjadi. Ketika seseorang jatuh cinta, dunia seolah-olah berhenti untuk Anda dan si dia. Seketika hidup Anda berubah jadi baik ketika berada di sisinya dan memburuk saat si dia tak ada. Anda merasa hidup jadi baik, indah, dan hidup. Anda terpesona dengan versi diri yang dianggap lebih baik.
Dalam suatu hubungan, terutama hubungan baru, segala hal ingin dilakukan bersama pasangan. Tak ada yang lebih penting dari Anda dan pasangan. Anda jatuh cinta.
Mengutip Your Tango, jatuh cinta dalam beberapa hal, terasa seperti permainan kepercayaan. Anda percaya si dia 100 persen sampai sepenuhnya. Sekalipun ada beberapa kekecewaan, namun kekecewaan itu terasa begitu memabukkan, rasa mabuk yang tak ingin ditinggalkan.
Berdasar penelitian yang dilakukan oleh Helen Fisher dan Lucy Brown, perasaan merasa lebih hidup dan 'penuh' saat jatuh cinta dengan pasangan Anda adalah sebuah hal biologis yang normal terjadi. Namun secara antropologis, perkawinan mungkin jadi hal paling penting yang dilakukan manusia untuk memastikan kelangsungan hidup dan spesies manusia.
Fisher berpendapat bahwa hal ini akan membuat otak manusia mengesampingkan semua kewajiban dan kebutuhan lainnya hanya untuk memastikan kemungkinan ini (perkawinan dan kelangsungan generasi) selama 18-24 bulan.
Mabuk cinta membuat orang 'terbang' ke tempat indah dan baru, tapi sekaligus menggoda manusia untuk mengesampingkan perawatan diri dan tanggung jawab lain yang penting dalam hidup. Masalahnya, rasanya sangat menyenangkan untuk dicintai dan diurus oleh si dia dan rasanya sangat sulit untuk merawat diri sendiri.
Alicia Clark, psikolog klinis mengungkapkan Anda harus berhati-hati karena cinta bisa memutar-balikkan otak. Menipu Anda untuk berpikir bahwa Anda sudah menyelesaikan tanggung jawab atas kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri, padahal bisa jadi tidak.
"Kuncinya adalah mendengarkan kegelisahan yang berbisik yang memberitahukan Anda tentang apa yang sudah Anda abaikan," ucapnya.
"Buat batasan yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan kembali kebutuhan pribadi Anda, memungkinkan Anda untuk menjadi orang yang sehat yang pada akhirnya bisa menjaga hubungan yang sehat juga."
sumber : CNNIndonesia.com