Mengenal Mummy Brown, Warna Misterius yang Dibuat dari Gilingan Mumi
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Pernahkah kamu membayangkan melukis dengan cat warna yang dibuat dari gilingan mumi? Para pelukis abad ke-16 sampai ke-19 pernah merasakan pengalaman ini. Warna ini sempat populer pada zamannya karena pigmennya yang kaya dan sifatnya yang transparan.
Namun, gak sedikit pula para seniman terdahulu yang merasa ngeri begitu tahu asal muasal cat warna yang mereka gunakan. Pelukis Edward Burne-Jones, misalnya, seniman asal Inggris ini langsung mengubur tabung berisi mummy brown untuk menghormati arwah orang yang telah lama meninggal tersebut. Kini, sulit untuk bisa melacak lukisan mana yang menggunakan pigmen warna misterius ini.
1. Warna kaya yang menjadi favorit pada zamannya
Mummy brown yang populer di lukisan-lukisan Eropa sejak abad ke-16 diduga digunakan secara umum oleh para seniman pada era tersebut. Warna ini juga dikenal dengan nama capuut mortum atau egyptian Brown.
Glendon Mellow, seorang seniman asal Kanada, menggambarkan warna ini sebagai antara cokelat umber alami (cokelat sedikit kehijauan) dan burnt umber (cokelat kemerahan) pada tulisannya di Scientific American. Warna ini merupakan cokelat transparan yang cocok dijadikan campuran.
2. Gilingan mumi sempat dipercaya punya khasiat
Gak cuma untuk menciptakan karya seni, gilingan mumi pun sempat dipercaya punya khasiat kesehatan. Orang Eropa zaman dulu kerap menelan gilingan mumi sebagai obat. Bahkan, penggunaannya disarankan dan didukung oleh para dokter, apoteker, dan ahli bedah.
Mengutip Journal of Art in Society, gilingan mumi sempat dipercaya berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penyakit, mulai dari batuk, diare, nyeri pada limpa, hingga epilepsi. Gilingan mumi jadi salah satu obat yang paling banyak ditemukan di apotek seantero Eropa pada abad ke-16 dan ke-17.
IDNTIMES