|
Suasana kebakaran Tangki kilang Pertamina RU IV Cilacap terbakar pada Sabtu (13/11/2021) malam sekira pukul 19.10 WIB. |
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali -
Si jago merah yang menyasar tangki 36T102 berisi Pertalite di kilang Pertamina, Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (13/11) malam sudah berhasil dipadamkan.Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyebut pemadaman api secara total berhasil dilakukan pada Minggu (14/11) pagi sekitar pukul 07.45 WIB.
Dari pantauan yang dilakukannya di Pertamina Integrated Command Centre, Nicke mengungkap api yang awalnya tersulut pukul 19.15 WIB sebenarnya sempat dipadamkan pada 23.05 WIB.
Namun 80 menit berselang api kembali berkobar dan baru benar-benar berhasil dipadamkan keesokan harinya.
Jika dihitung, api berkobar selama 12 jam 10 menit.
”Semalam sebetulnya jam 23.05 itu api sudah berhasil dipadamkan, sempat padam sekitar 80 menit, tapi kemudian form terbuka dan ada api yang kedua," ujar Nicke dalam konferensi pers yang digelar Pertamina pada Minggu (14/11).
Nicke menyebut insiden kebakaran itu hanya membuat satu dari 228 tangki yang berada di Cilacap terbakar.
Karenanya, kilang tersebut dipastikan masih tetap dapat beroperasi dan tidak ada penghentian sementara (shut down).
Masyarakat pun diimbau untuk tidak melakukan pembelian besar-besaran hingga menimbun BBM dan elpiji.
"Jadi mohon tidak ada panic buying karena stok sangat aman. Malah beberapa produk di atas standar minimum. Jadi ini sudah melebihi standar stoknya, sudah sangat aman," ucapnya.
Hal senada dikatakan Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Alfian Nasution. Ia membenarkan ketersediaan stok BBM dan elpiji sangatlah baik.
Premium disebutnya memiliki stok 27 hari ke depan, Pertamax 15 hari, Pertalite di atas 10 hari, Solar 20 hari, Avtur 35 hari, Pertamax Turbo 50 hari, serta Elpiji 12,7 hari.
"Dengan demikian kami sampaikan masyarakat tidak perlu khawatir, pendistribusian bbm dan elpiji berlangsung seperti biasanya. Baik di daerah Jawa Tengah maupun sebagian Jawa Barat yang merupakan cover area dari kilang Cilacap," kata Alfian.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menyayangkan insiden kebakaran yang terjadi di kilang Pertamina di Cilacap itu.
Eddy meminta semua pihak terutama Pertamina untuk menahan diri memberikan komentar penyebab dari kebakaran tersebut.
Apalagi jika dikaitkan dengan kejadian petir yang menyambar, Eddy mempertanyakan mengapa sambaran petir di hari atau bulan sebelumnya tak menyebabkan kebakaran serupa.
"Kami ingin melihat dilaksanakan investigasi menyeluruh, baik di internal Pertamina maupun pihak berwajib aparat penegak hukum untuk melihat secara tuntas dan secara akurat, faktual, apa yang menjadi penyebab," kata Eddy. "Jadi kami meminta semua pihak terutama Pertamina menahan diri memberikan komentar sebelum adanya investigasi yang tuntas supaya tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat tentang asal usul dan penyebab kebakaran tersebut," imbuhnya.
Sementara anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade menyoroti kebakaran ini adalah yang ketiga kalinya terjadi di tangki Pertamina.
Oleh karenanya, Andre meminta harus ada evaluasi dan audit menyeluruh dari Pertamina terkait kualitas tangki dan kilang.
Politikus Gerindra itu juga meminta adanya alat pemadam kebakaran mumpuni di setiap kilang Pertamina. Sehingga ketika terjadi insiden seperti ini dapat langsung digunakan memadamkan api.
"Kalau memang karena petir, pasang secepatnya penangkal petir, bikin pengadaan secepatnya, akhir tahun ini sudah harus terpasang, jangan terlambat. Kalau kualitas tangki sudah tua ya diperbaiki kalau perlu beli tangki baru. Jangan sampai hal ini mengganggu pasokan BBM dan elpiji kita," kata Andre.
Kolega Andre, anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Deddy Sitorus menuntut Pertamina segara melakukan kajian dan investigasi menyeluruh, terutama terhadap sistem keamanan hingga pengamanan storage, untuk memastikan penyebab insiden kebakaran karena sudah berulang kali terjadi.
"Saya percaya Pertamina sudah memiliki standar yang baik sehingga sangat aneh jika insiden seperti ini selalu berulang tiga kali hanya dalam waktu satu tahun," kata Deddy.
"Karena saya melihat setiap kali insiden ini terjadi, rumor penggantian Dirut selalu mengemuka. Ini perlu jadi perhatian agar tidak menjadi fitnah dan spekulasi," ujarnya.
(tribun network/dit/dod)
Artikel asli