Rusia di Ambang Bencana Sosial dan Ekonomi Akibat Perang Ukraina
http://www.srinadifm.com/2022/04/rusia-di-ambang-bencana-sosial-dan.html
Mantan wakil menteri energi Rusia, Vladimir
Milov menerangkan, kebijakan Putin akan membawa Rusia ke dalam bencana,
termasuk bencana sosial dan ekonomi. Foto/Dok
|
Srinadi 99,7 FM | Radio Bali - Pekan lalu di tengah ketegangan dengan Eropa mengenai bagaimana gas akan dibayar, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa indikator utama kesehatan ekonomi Rusia termasuk di antaranya "penciptaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan dan ketidaksetaraan, peningkatan kualitas hidup orang, ketersediaan barang dan jasa". Angka Bank Dunia menunjukkan bahwa hampir 20 juta orang Rusia hidup dalam garis kemiskinan. Presiden Putin dalam beberapa tahun terakhir berjanji untuk mengurangi separuh dari jumlah itu.
Sekarang Mantan Penasihat Ekonomi Presiden
Vladimir Putin, Dr Andrei Illarionov mengatakan "kita akan melihat mungkin
jumlah orang-orang (miskin) itu akan naik hingga tiga kali lipat" ketika
ekonomi terus berjuang. Lembaga think tank yang berbasis di Moskow, Pusat
Penelitian Strategis memperkirakan dua juta pekerjaan bisa hilang tahun ini
karena tingkat pengangguran naik dari rekor terendah. Kekhawatiran itu
disampaikan oleh Vladimir Milov, yang merupakan mantan wakil menteri energi
Rusia, tetapi sekarang menjadi bagian dari partai oposisi Rusia. "Banyak
orang khawatir kehilangan pekerjaan mereka, saya pikir mayoritas tidak
benar-benar menyadari separah apa situasi ekonomi ," katanya.
Inflasi yang telah meningkat menjadi 15,7% karena
perang, berarti kebanyakan orang bakal berhenti menghabiskan uang untuk hal-hal
seperti gym dan makan di restoran dan "itu menjadi berita buruk bagi
banyak usaha kecil", kata Milov.
Beberapa bahan makanan pokok seperti gula, bawang
dan kubis telah naik harganya lebih dari 40% sejak awal tahun ini. Milov
mengatakan, setiap penurunan standar hidup akan membantu perjuangan partainya
sebagai oposisi.
"Kami telah menjelaskan kepada orang-orang
selama ini bahwa kebijakan Putin akan membawa Rusia ke dalam bencana, termasuk
bencana sosial dan ekonomi, termasuk penurunan standar hidup yang belum pernah
kita lihat dalam beberapa dekade," katanya. "Saya harus mengatakan
itu datang dengan harga yang sangat tinggi. Kami lebih memilih untuk tidak
melihat apa yang terjadi hari ini," paparnya. Namun Milov, yang melarikan
diri ke Lithuania tahun lalu, berpikir akan membutuhkan waktu menjatuhkan
standar hidup untuk diterjemahkan ke perubahan politik.
"Rusia adalah negara dengan inersia besar
dalam masyarakat, dan banyak ketakutan yang dihasut oleh pihak berwenang.
Secara khusus orang-orang benar-benar sangat takut memprotes karena saat ini
mereka bisa berakhir di penjara untuk waktu yang sangat lama apabila melakukan
hal itu," terangnya. Dia menambahkan: "Tapi saya akan mengatakan (bahwa
dalam beberapa bulan) masalah krisis ekonomi yang belum pernah kita lihat dalam
30 tahun, itu akan mengubah suasana hati masyarakat. Lebih banyak orang akan
mulai berbicara dengan keras." Mantan penasihat Presiden Putin, Dr Andrei
Illarionov, yang sekarang tinggal di Amerika Serikat mengatakan, perubahan
pemerintahan tidak dapat dihindari "cepat atau lambat". "Sama
sekali tidak mungkin untuk memiliki masa depan yang positif bagi Rusia, dengan
rezim politik saat ini," ucap Illarionov. Di bawah Presiden Putin, ia
menyarankan, "tidak mungkin negara itu diintegrasikan kembali ke dalam
hubungan internasional, dalam ekonomi dunia".
Dikutip dari SindoNews